20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ia lantas saja berkata. "Toa hweesio, jika mereka datang baik2 dan bicara baik2, kau boleh<br />

menyambutnya secara baik2 pula. Tapi kalau mereka kurang ajar, hajarlah, supaya mereka<br />

tahu lihaynya Siauw lim-sie. Dilihat dari suratnya, mereka kelihatannya sombong luar biasa."<br />

Bicara sampai di situ, dalam otaknya mendadak berkelebat serupa pikiran dan ia lalu berkata<br />

pula: "Toa, hweeshio, apa tak mungkin didalam kuil terdapat konconya yang diam2 sudah<br />

menaruh kertas itu ditangan Hang liong Lo han?"<br />

"Kemungkinan ini sudah direnungkan oleh kami," sahutnya. "Tapi rasanya tak mungkin<br />

terjadi. Tinggi tangan Hang liong Lo han da ri lantai ada tiga tombak lebih dan murid yang<br />

membersihkannya, selalu harus menggunakan tangga. Orang yang memiliki ilmu<br />

mengentengkan badan sangat tinggi, belum tentu bisa mencapainya. Andaikata benar ada<br />

pengkhianat, dia pasti tak mempunyai ilmu yang begitu tinggi."<br />

Penuturan yang sangat manarik itu sudah nembangkitkan rasa kepengin tahu dalam hati Kwee<br />

Siang. Ia kepingin tahu, bagaimana macamnya Koen loen Sam Seng dan kepingin tahu pula<br />

bagaimana kesudahan pertemuan itu. Hanya sayang, tak mungkin ia menyaksikan itu semua<br />

dengan mata sendiri, karena Siauw lim-sie tak bisa menerima tamu wanita.<br />

Melihat sinona ter-menung2. Boe sek menduga, bahwa nona itu sedang memikiri daya upaya<br />

untuk mengelakkan ancaman bahaya. Maka dari itu, sambil tersenyum ia berkata. "Kwee Jie<br />

kouwnio, selama ribuan tahun Siauw-lim-sie telah mengalami banyak gelombang dan taufan,<br />

tapi begitu jauh, belum pernah dirusak orang. Jika Koen loen Sam sang sungkan di ajak<br />

berunding, kamipun tak akan mengorbankan keangkeran Siauw lim sie dengan begitu saja.<br />

Kwee Jie kouwnio, setengah bulan kemudian, kau boleh men-dengar2, apa Koen loen Sam<br />

seng sudah berhasil menghancurkan kuil kami" Waktu mengucapkan kata2 yang paling akhir,<br />

muncullah kembali keangkeran Boe sek di jaman muda, suaranya nyaring dan berpengaruh,<br />

sedang kedua matanya ber-kilat2.<br />

"Toa hweeshio, jangan kau gampang2 naik darah," kata sinona sambil tertawa geli. "Cara2<br />

yang berangasan tak sesuai dengan kedudukanmu sebagai murid Sang Buddha. Baiklah<br />

setengah bulan lagi, aku menunggu warta menggirangkan." Sehabis berkata begitu, ia<br />

mengedut les keledai dan lalu mulai turun gunung. Diam2 ia mengambil keputusan, bahwa<br />

sepuluh hari kemudian ia akan kembali untuk menonton keramaian.<br />

Sambil jalankan keledai perlahan2, rupa2 pikiran ber-kelebat2 dalam otak si nona. "Mungkin<br />

sekali Koen loen Sam seng tak mem punyai kepandaian berarti, sehingga aku tak bakal<br />

menyaksikan keramaian, yang menarik nati," pikirnya. "Ah jika di antara mereka terdapat<br />

orang2 yang memiliki kepandaian kira2 seperti kakek, ayah, ibu atau Yo Toa koo, peritiwa<br />

Sam seng mengacau Siauw lim sie barulah sedap ditonton."<br />

Mengingat Yo Ko, hatinya lantas saji berduka. Selama tiga tanun, ia telah menjelajahi<br />

berbagai tempat, tapi selalu menubruk angin. Ciong lim -san Kuburan Mayat Hidup sunyisenyap,<br />

dilembah Ban hoa kok hanya terdapat rontokan laksaan bunga, Coat ceng kok hanya<br />

penuh dengan tampukan puing, sedang di Hong leng touw pun, ia tidak bisa menemukan<br />

tapak2 Yo Ko dan Siauw Long Lie. Ia menghela napas ber-ulang2 dan berkata dalam hatinya.<br />

"Andaikata, kubisa bertemu dengan dia nya, apa artinya pertemuan itu ? Bukan kah akan<br />

hanya menambah luka yang pedas perih ? Bukankah hanya menyingkirnya dia ke tempat jauh<br />

banyak baiknya untuk diriku ? Hai ! Terang2an kutahu, bahwa apa yang kupikir adalah<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 24

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!