20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sang kakak mengangguk dan berkata. "Kau benar, aku setuju dengan tindakanmu itu."<br />

"Tin jie," kata Coe Tiang Leng berpaling kepada puterinya, "kau boleh menceritakan kepada<br />

saudara Thio, cara bagaimana keluarga kita telah ditolong oleh Thio Ngoya".<br />

Kioe Tin segera menuntun tangan Boe Kie dan mengajaknya pergi ke kamar ayahnya. "itlah<br />

dia!" kata si nona sambil menunjuk sebuah lukisan yang di gantung di tengah2 tembok. Di<br />

samping gambar itu terdapat tulisan yang berbunyi seperti berikut. "Gambar peringatan<br />

mengenai pertolongan yang diberikan oleh Tuan penolong Thio Coei San."<br />

Membaca nama mendiang ayahnya, air mata Boe Kie lantas saja berlinang linang.<br />

Lukisan itu memperlihatkan sebidang lapangan rumput di pedusunan, dimana terdapat<br />

seorang pemuda gagah dnegan tangan kiri memegang gaetan perak dan tangan kanan<br />

bersenjata Poan koan-pit yang sedang pertempuran melawan lima musuh. Boe Kie lantas saja<br />

mengenali, bahwa pemuda itu adalah mendiang ayahnya sendiri. Diatas tanah tergeletak dua<br />

orang yang terluka berat, satu Coe Tiang Leng Mansatu lagi Yauw Ceng Coan. Didekat<br />

mereka terdapat dua orang lain yang sudah binasa. Disudut sebelah kiri kelihatan berdiir<br />

seorang wanit muda yg dengan paras muka ketakutan, sedang memeluk satu bayi perempuan.<br />

Wanita muda itu adalah Coe Heojin. Boe Kie mengawasi si bayi yang pada pojok mulutnya<br />

terdapat setitik tahi lalat dan lantas tahu, bahwa bayi itu bukan lain daripada Coe Kioe Tin<br />

sendiri. Kertas dari lukisan itu sudah kuning dan sudah usia sedikit belasan tahun.<br />

Kioe Tin lantas saja menceritakan sejarah lukisan itu. Tak lama sesudah ia terlahir, ayahnya<br />

melarikan diri kedaerah sebelah barat untuk menyingkir dari seorang musuh yang sangat lihai.<br />

Tapi ditengah jalan, mereka dicandak oleh rombongan musuh. Dua orang adik seperguruan<br />

ayanya binasa dalam pertempuran, sedang orang tua itu sendiri dan Yauw Ceng Coan sudah<br />

roboh dengan luka berat. Pada detik2 yang sangat berbahaya, secara kebetulan Thio Coei San<br />

lewat disitu dan segera memberi pertolongan dengan memukul mundur musuh2 itu. Menurut<br />

perhitungan, kejadian itu telah terjadi pada waktu sebelum Coei San menghilang selama<br />

sepuluh tahun.<br />

Sesudah selesai menutur, si nona berkata pula dengan paras muka berduka. "Karena berada di<br />

tempat jauh, warta tentang kembalinya Thio In Kong baru didapat kami pada tahun2 yang<br />

lalu. Sebab sudah bersumpah untuk tidak menginjak lagi wilayah Tionggoan, ayah terpaksa<br />

meminta san dengan membawa beberapa rupa barang antaran. Siapa nyana..." Bicara sampai<br />

disitu seorang kacung masuk dan memberitahukan; bahwa si nona harus segera pergi ke ruang<br />

sembahyang. Cepat cepat Kioe Tin menukar pakai putih dan bersama Boe Kie ia segera pergi<br />

ke ruang belakang, dimana sudah diatur sebuah meja sembahyang dengan lengpay yang<br />

tertulis seperti berikut. "Kedudukan roh yang angker dari Tuan Penolong Thio Thayhiap Coei<br />

San dan Thio Hoejin." Begitu mereka masuk, Coe Tiang Leng bersama istrinya dan Yauw<br />

Ceng Coan sudah berlulut didepan meja sembahyang sambil menangis sedih dan merekapun<br />

lantas saja berlutut di belakang ketiga orang tua itu.<br />

Sambil mengusap-usap kepala Boe Kie, Coe Tiang Leng berkata dengan suara terharu.<br />

"Saudara kecil, bagus... Thio Thayhiap adalah seorang kesatria, seorang laki2 jarang<br />

tandingan dalam dunia yg lebar ini. Walupun kau tidak mengenalnya, bukan sanak dan bukan<br />

kadang, tapi memang pantas sekali jika kau mengunjuk hormat kepadanya."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 560

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!