20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Siauw tee pun merasa sangat heran, sahutnya. Kami empat orang, tadi makan dan minum.<br />

Secara mendadak, kami semua kena racun. Lok Soeko keluarkanlah obat pemunah. Sesudah<br />

makan obat itu, kita boleh bicara lagi.<br />

Hati Lok Thung Kek jadi lega. Ia segera menaruh Han kie di pembaringan dan menyuruhnya<br />

menghadap ke tembok. Ho Pit Ong yang tahu kesukaan kakaknya, tidak merasa heran melihat<br />

adanya seorang wanita dalam kamar sang kakak. Dalam kebingungannya ia tidak<br />

memperhatikan siapa adanya wanita itu. Tapi biar bagaimanapun dalam keadaan biasa, tak<br />

tentu ia bisa segera mengenali. Hari itu, dalam perjamuan di taman bunga, yang<br />

diperhatikannya bukan si cantik, tapi makanan dan arak yang istimewa.<br />

Sesudah menaruh Han kie, Lok Thung Kek berkata, Kouw Tay-soe, tunggulah di kamar<br />

saudara Ho, aku akan datang membawa obat. Seraya berkata begitu, ia mendorong tubuh<br />

kedua orang itu. Badan Ho Pit Ong bergoyang-goyang hampir ia jatuh. Hoan Yauw pun<br />

berlagak sempoyongan. Tapi ada sesuatu yang tidak pernah diperhitungkan oleh pemimpin<br />

Beng-kauw itu. Ia memiliki Lweekang yang sangat tinggi dan waktu didorong secara wajar, di<br />

luar keinginannya, dari dalam tubuhnya lantas keluar semacam te<strong>naga</strong> untuk melawan<br />

dorongan itu. Sebagai seorang ahli silat kelas satu, Lok Thung Kek lantas saja merasakan<br />

perbedaan antara dua dorongannya. Karena kuatir salah, ia mendorong lagi, kali ini dengan<br />

menggunakan te<strong>naga</strong>. Ho Pit Ong dan Kouw Tauw-too jatuh dengan berbarengan. Tapi Lok<br />

Thung Kek lantas mendapat kepastian bahwa adik seperguruannya benar-benar jatuh sebab<br />

te<strong>naga</strong> dalamnya kosong sedang Kouw Tauw-too hanya berlagak jatuh.<br />

Kouw Tay-soe, maaf, katanya sambil mengangsurkan tangannya mau membangunkan Hoan<br />

Yauw. Begitu tangan menyentuh tangan, ia segera memijit Hwee-cong hiat dan Thong-tie hiat<br />

di pergelangan tangan Kauw Tauw too.<br />

Tapi Hoan Yauw cukup hebat. Ia segera tahu bahwa rahasianya sudah diketahui. Dengan<br />

cepat ia menotok Hoen-boen hiat di punggung Ho Pit Ong supaya dalam tiga jam ia tak dapat<br />

bergerak. Setelah Ho Pit Ong tak berdaya, ia tidak usah kuatir lagi sebab paling banyak ia<br />

harus melayani Lok Thung Kek seorang diri.<br />

Huh-huh! ia tertawa dingin, Lok Thung Kek, kau mau hidup atau mati. Sungguh besar<br />

nyalimu! Selir Ong-ya kau berani culik.<br />

Hian beng Jie lo tertegun. Selama belasan tahun mereka menganggap Kouw Touw too<br />

seorang gagu. Lok Thung Kek sudah lama mencurigainya tapi ia belum pernah berpikir<br />

bahwa Hoan Yauw bukan seorang gagu. Ia mengerti bahwa ia sekarang berada dalam keadaan<br />

sangat berbahaya.<br />

Baru sekarang kutahu bahwa Kouw Tay-soe bukan seorang gagu, katanya. Perlu apa kau<br />

memperdayai orang selama belasan tahun?<br />

Aku berlagak gagu atas perintah Ong-ya, jawabnya. Sebab tahu hatimu bercabang, ia<br />

memerintahkan aku untuk mengamat-amati gerak gerikmu.<br />

Keterangan itu sebenarnya agak mustahil tapi Lok Thung Kek yang telah kebingungan tak<br />

bisa lagi menggunakan otaknya yang cerdas. Ia terkesiap dan badannya lemas. Apakah Ongya<br />

memerintahkan kau untuk menangkapku? tanyanya. Huh huh! Biarpun kau berkepandaian<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 969

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!