20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kena terpukul pasti tak akan bisa meloloskan diri dari kebinasaan. Pasukan balok ini<br />

sebenarnya dilatih untuk memecahkan pintu kota di dalam peperangan. Sesudah balok-balok<br />

itu jatuh, lima ratus anggota Kie bok kie segera memburu dan mencekal lagi gaetan gaetan<br />

besi siap sedia untuk melemparkan lagi.<br />

“Kie bok kie mundur!” teriak Yo Siauw. “Dari kayu (tok) muncul api (bwee).” Ia<br />

mengibaskan tangannya dan sebatang bendera merah menancap di tengah lapangan.<br />

Sesudah pasukan Kie bok kie mundur, lima ratus anggota Liat hwee kie yang memakai ikatan<br />

kepala merah, berlari-lari masuk ke lapangan. Setiap orang membawa sebatang semprotan dan<br />

begitu tiba di tengah lapangan, mereka menyemprotkan minyak yang berwarna hitam. Hampir<br />

berbareng Ciang kie soe pasukan itu melepaskan sebatang anak panah api dan begitu lepas<br />

tersentuh api, minyak itu lantas saja berkobar-kobar. Minyak tanah adalah hasil bumi Kong<br />

beng teng dan Beng kauw mempunyai sumber minyak yang tidak ada batasnya.<br />

Yo Siauw berteriak lagi. “Liat hwee kie mundur! Ang soei kie maju!”<br />

Bendera hitam dilontarkan dan 500 anggota Ang Soe kie yang memakai ikatan kepala hitam<br />

masuk ke dalam lapangan. Perbekalan pasukan ini berbeda dari yang lain. Bebererapa puluh<br />

orang yang berjalan di depan mendorong sepuluh gerobak kayu, diikuti oleh rombongan yang<br />

membawa semprotan dan tahang tahang air. Hampir berbareng dengan teriakan Tong Yang,<br />

Ciang kie soe Ang Soe Kie, sepuluh gerobak itu dibuka dan dari gerobak keluarlah dua puluh<br />

ekor anjing ajak atau anjing hutan yang kelaparan! Begitu terlepas binatang2 itu<br />

memperlihatkan sikap beringas dan bergerak untuk menubruk manusia2 di sekitarnya.<br />

Semua orang kaget.<br />

“Semprot!” bentak Tong Yang.<br />

Seratus orang segera menyemprotkan air ke arah anjing2 itu. Begitu kena air, binatang2 itu<br />

menyalak hebat, melompat lompat dan kemudian roboh dengan badan hangus! Ternyata yang<br />

disemburkan adalah semacam air keras dengan campuran macam macam racun.<br />

Melihat hebatnya pertunjukan itu, banyak orang bangun bulu romanya atau mengeluarkan<br />

keringat dingin.<br />

“Ang soei kie mundur!” seru Yo Siauw. “Houw touw kie bersihkan semua kotoran!” Seraya<br />

berkata begitu, ia melemparkan bendera kuning. Gagang bendera itu ternyata dipasangi bahan<br />

peledak, sebab begitu menyentuh tanah, begitu meledak.<br />

Pasukan Houw touw kie yang mengenakan ikatan kepala kuning lantas saja masuk. Jumlah<br />

mereka hanya seratus orang dan setiap orang menggendong sebuah karung besar yang berisi<br />

sesuatu. Mereka tak maju ke tengah, tapi berlari-lari di pinggir lapangan. Sekonyong-konyong<br />

terdengar suara keras dibarengi dengan muncratnya debu dan tanah di tengah-tengah lapangan<br />

mendadak berlubang besar, dengan garis tengah kira-kira empat tombak panjangnya. Dalam<br />

saat tanah di sekitar lubang bergerak-gerak dan dari bawah permukaan bumi keluar empat<br />

ratus orang yang mengenakan topi besi dan memegang cangkul!<br />

“Ah…” banyak orang mengeluarkan seruan tertahan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1355

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!