20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie mengangguk dan berkata dengan suara nyaring. “Perempuan siluman Tio Beng<br />

bekerja untuk kaisar Tat coe. Dia mencelakai rakyat, <strong>membunuh</strong> pendekar2 Rimba Persilatan<br />

mencari golok mustika Gie Hoe dan membinasakan In Lee piauwmoay. Begitu lama ia masih<br />

bernapas, Thio Boe Kie tidak akan melupakan sakit hati itu. Jika aku melanggar sumpah ini,<br />

biarlah langit mengutuk aku, bumi mengutuk aku.”<br />

Cie Jiak tertawa. “Aku hanya kuatir, jika tiba waktunya kau akan menaruh balas kasihan<br />

terhadapnya,” katanya.<br />

“Sekarang sudah berse,” kata Cia Soen. “Kita, orang2 dalam kalangan kangouw, selamanya<br />

tidak banyak rewel. Menurut pikiranku, sebaiknya kamu berdua hari ini segera menikah,<br />

supaya racun Sip haing joan kin san bisa terusir secepat mungkin.”<br />

“Tidak!” bantah Boe Kie. “Giehoe, Cie Jiak dengarlah dulu perkataanku. In kouwnio sangat<br />

mencintai aku. Sedari kecil ia menganggap aku sebagai suami nya dan akupun menganggap<br />

dia sebagai istri. Sekarang, sedang jenazah nya masih belum dingin, mana aku tega untuk<br />

segerah menikah?”<br />

Sesudah memikir sejenak, Cia Soen berkata, “Benar juga. Tapi bagaimana keinginanmy?”<br />

“Menurut pikiran anak, hari ini anak mengikati tali pertunangan dengan Cioe Kouw nio dan<br />

segera membantunya dalam mengusir racun Sap hiang joan kin san,” jawabnya. “Kalau<br />

dengan berkah langit, kita bisa pulang ke Tiong goan sesudah <strong>membunuh</strong> Tio Beng dan<br />

memulangkan To liong to kepada Gie hoe, barulah anak melangsungkan upacara pernikahan.<br />

Dengan begini, segala apa akan dapat diselesaikan secara baik.”<br />

“Baik memang baik sekali,” kata Cia Soen. “Tapi bagaimana kalau sampai sepuluh duapuluh<br />

tahun kita masih belum bisa pulang ke Tiong goan?”<br />

“Didalam batas waktu tiga tahun, tak peduli kita bisa pulang ke Tiong goan atau tidak Gieh pe<br />

boleh menikahkan kami,” jawabnya.<br />

Kim mo sau ong mengangguk, “Cio Kouw nio, bagaimana pendapatmu?” tanyanya.<br />

Cie Jiak menundukkan kepalanya, selang beberapa saat, barulah ia menyahut. “Aku seorang<br />

perempuan sebatang kara. Aku tidak dapat mengambil keputusan sendiri dan menyerahkan<br />

segala apa kepada Loo ye coe.”<br />

Cia Soen tertawa terbahak2, “Bagus! Bagus!” katanya. “Kita bertiga menetapkan janji itu.<br />

Sekarang kamu sudah menjadi tunangan dan tak usah malu2 lagi. Boe Kie, lekas bantu,<br />

tunanganmu!” Sehabis berkata begitu, ia berlalu dengan tindakan lebar.<br />

Sesudah ayah angkatnya pergi, Boe Kie berkata dengan suara perlahan. “Cie Jiak, apakah kau<br />

bisa mengerti perasaan hatiku yg penuh kesengsaraan?”<br />

Si nona tersenyum, “Karena mukaku tak cantik, kau sudah mengajukan rupa2 alasan,”<br />

katanya. “Andai kata aku Tio Kouwnio, mungkin sekarang juga….” Ia tidak meneruskan<br />

perkataannya dan berpaling kejurusan lain.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1122

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!