20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kepadaku. Maka itulah, aku minta Cioe Kouwnio berdiam di Boe tong san untuk sementara<br />

waktu. Nanti, sesudah saudara Thio sembuh, aku akan mengantarkannya ke Boe tong san dan<br />

sekalian mengambil pulang Cioe Kouwnio. Dengan perkataan yang lebih tegas, aku ingin<br />

minta Cioe Kauwnio mengikut Thio Cinjin untuk dijadikan semacam tanggungan."<br />

Dalam pergaulannya selama puluhan tahun, Thio Sam Hong selalu berterus terang dan<br />

menaruh kepercayaan kepada orang-orang Rimba Persilatan. Akan tetapi, Thio Boe Kie<br />

adalah turunan tunggal dari muridnya yang tercinta, sehingga memang benar ia sangat<br />

bersangsi untuk menyerahkannya kepada seorang dari kalangan "agama" sesat.<br />

Sebelumnya guru besar itu sempat menjawab, Siang Gie Coen sudah berkata pula "Cioe Cie<br />

Ong, Cioe Toako, adalah seorang yang bener-benar luhur pribudinya. Sesudah gagal dalam<br />

gerakannya di Sin yan, duapuluh tiga anggauta keluanganya telah dibinasakan oleh Tat-coe.<br />

Bahkan ibu Toako yang sudah berusia tujuhpuluh delapan tahun, tidak luput dari kebinasaan.<br />

Sesudah bertempur mati-matian, barulah aku dapat menolong seorang putera dan seorang<br />

putrinya. Tak dinyana, Siauw kongcoe telah binasa terpanah musuh sehingga Kauwnio<br />

merupakan turunan yang satu-satunya dari Ciao Toako. Sebagai salah seorang pemimpin<br />

Beng kauw, Cioe Toako mempunyai banyak musuh. Bukan saja Tat coe, tapi musuh musuh<br />

lainnya pun akan menyukarkan Thio Cinjin jika mereka tahu, bahwa Cioe Kauwnio berada di<br />

Boe tong..."<br />

Tanpa merasa Sam Hong tertawa. Sebelum ia menyanggupi untuk menerima Cioe Tit Jiak,<br />

pemuda yang polos itu sudah memperingatkannya. Ia berdiri bengong beberapa saat. Memang<br />

juga, lain jalan tidak ada, kekiri mati, kekananpun mati, jalan satu-satunya yalah mencoba<br />

coba kepandaian Tiap-kok Ie sian. Mengingat begitu, ia lantas saja berkata: "Gie Coen<br />

baiklah. Aku akan merawat Cioe Kauwnio baik baik dan kaupun harus merawat Boe Kie<br />

sebaik baiknya. Sesudah anak itu sembuh, kuharap kau lekas-lekas datang di Boe tong san."<br />

"Thio Cinjin tak usah kuatir," jawabnya dengan suara lantang. "Aku pasti akan menunaikan<br />

tugas dengan sepenuh te<strong>naga</strong>"<br />

Sehabis berkata begitu, ia melompat kedarat dan membuat sebuah lubang ditanah dengan<br />

ujung golok, kemudian, sesudah membuka semua pakaian yang menempel dimayat majikan<br />

kecilnya, ia lalu menguburnya dalam keadaan telanjang.<br />

Sesudah itu, bersama Cioe Tit Jiak, ia memberi hormat didepan kuburan. Nona Cioe<br />

menangis sedih, sedang ia sendiri berdiri tegak sambil menahan mengucurnya air mata.<br />

Mayat bocah itu dikubur dalam keadaan telanjang adalah sesuai dengan kebiasaan Bang<br />

kauw. Menurut "agama" itu, seorang manusia yang dilahirkan kedalam dunia dengan tidak<br />

memakai pakaian, haruslah berpulang ke alam baka dalam keadaan begitu juga. Sam Hong<br />

yang tidak tahu sebab musabab penguburan yang aneh itu, hanya menhela napas dengan<br />

perasaan, bahwa sepak terjang orang-orang "agama" sesat benar-benar sesat.<br />

Pada keesokan paginya, sambil menuntun Tit Jiak, guru besar itu berpisahan dengan Gie Coen<br />

dan Boe Kie. Semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia, Boe Kie menganggap sang<br />

kakek guru seperti kakeknya sendiri. Sekarang secara mendadak kakek guru itu<br />

meninggalkannya, sehingga tanpa tertahan lagi, air matanya mengucur deras.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 401

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!