20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie menggelengkan kepala.<br />

Hari ini aku akan berterus terang, katanya pula. Ayahku ialah Jie lam ong yang berkuasa atas<br />

seluruh angkatan perang kerajaan. Aku wanita Mongol, namaku Mingming Temur. Tio Beng<br />

adalah nama Han yang dipilih olehku. Hong-siang telah menganugerahkan aku gelar<br />

Siauwbeng Koen-coe.<br />

Kalau bukan sudah diberitahukan oleh Hoan Yauw, Boe Kie tentu akan merasa kaget. Bahwa<br />

si nona sudah bicara terus terang adalah sangat luar biasa. Sebagai manusia yang tidak bisa<br />

berpura-pura pemuda itu tidak menunjukkan rasa kaget.<br />

Tio Beng heran, Mengapa kau tenang saja? tanyanya. Apa kau sudah tahu?<br />

Bukan, sahutnya. Tapi sejak awal aku sudah menduga. Kau seorang wanita muda belia tapi<br />

kau bisa menguasai tokoh-tokoh ternama dalam Rimba Persilatan. Sejak awal aku sudah<br />

menduga bahwa kau bukan sembarang orang.<br />

Nona Tio mengusap-usap cawan arak. Untuk beberapa saat, ia tidak mengeluarkan sepatah<br />

kata. Akhirnya ia berkata dengan suara perlahan, Thio Kongcoe, aku ingin mengajukan<br />

sebuah pertanyaan dan kuharap kau suka menjawab dengan setulus hati. Bagaimana sikapmu<br />

apabila aku <strong>membunuh</strong> Cioe Kauwnio?<br />

Cioe Kauwnio tidak berdosa terhadapmu, jawabnya dengan suara heran. Mengapa kau mau<br />

bunuh dia?<br />

Ada orang-orang yang tidak disukai aku dan aku segera <strong>membunuh</strong> mereka, kata si nona. Apa<br />

kau kira aku hanya <strong>membunuh</strong> orang yang berdosa terhadapku? Ada manusia yang berdosa<br />

terhadapku tapi aku tidak <strong>membunuh</strong> mereka. Seperti kau sendiri, apakah dosamu terhadapku<br />

belum cukup besar? Sambil berkata begitu, sinar matanya menunjukkan sinar bercanda.<br />

Boe Kie menghela nafas, Tio Kauwnio, katanya. Aku berdosa terhadapmu karena terpaksa.<br />

Aku bagaimanapun selalu tak dapat melupakan budimu yang sudah menolong Sam soe-peh<br />

dan Liok soe-siok ku.<br />

Tio Beng tertawa dan berkata, Kau seorang yang berotak miring. Jie Thay Giam dan In Lie<br />

heng terluka karena perbuatan orang-orangku. Tapi kau bukan saja tidak menyalahkan aku<br />

bahkan kau menghaturkan terima kasih.<br />

Sam soe-peh terluka kira-kira dua puluh tahun yang lalu dan pada waktu itu kau belum lahir,<br />

kata Boe Kie.<br />

Tapi biar bagaimanapun juga, orang-orang itu adalah kaki tangan ayahku dan kalau mereka<br />

kaki tangan ayahku merekapun menjadi kaki tanganku, kata si nona. Ah! Kau coba<br />

menyimpang dari pokok pembicaraan. Aku Tanya, jika aku <strong>membunuh</strong> untuk membalas sakit<br />

hati?<br />

Boe Kie berpikir sejenak, Aku tak tahu, jawabnya.<br />

Mengapa tak tahu? desak si nona. Kau tidak mau bicara terus terang bukan?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 977

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!