20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bangsat! caci Cioe Tian. Tutup mulutmu! Jika Yo Kauwcoe masih hidup, kami semua akan<br />

menaati segala perintahnya. Kepala gundul macam kau mana bisa membokong kami?<br />

Goan-tin tertawa dingin dan berkata dengan suara mengejek, Tak perduli Yo Po Thian mati<br />

atau hidup aku tetap mempunyai cara untuk menghancurkan Mo-kauw. Mendadak terdengar<br />

suara Plak! dan Goan-tin mengeluarkan suara kesakitan sebab punggungnya kena dipukul<br />

Wie It Siauw. Hampir berbarengan Wie It Siauw pun kena ditotok Goan-tin pada Tian tiong<br />

hiatnya, di bagian dada. Mereka mundur sedikit dan kemudian roboh bersamaan.<br />

Wie It Siauw adalah orang yang berakal budi. Sesudah kena totokan pertama, biarpun luka<br />

berat, berkat Lweekangnya yang sangat tinggi ia sebenarnya masih dapat melawan. Tapi ia<br />

berlagak dan pada waktu Goan-tin sedang girang dan tidak berjaga-jaga ia menyerang dengan<br />

segenap te<strong>naga</strong>nya. Untuk menolong Beng-kauw, ia bertekad untuk mati bersama-sama<br />

musuh. Ceng ek Hok-ong adalah salah seorang dari keempat Hoat-ong dalam kalangan Bengkauw<br />

dan kepandaiannya sebanding dengan In Thian Ceng atau Cia Soen. Maka itu,<br />

meskipun hebat, Goan-tin tak dapat mempertahankan diri terhadap pukulan yang dikirim<br />

secara nekat. Demikianlah begitu kena, te<strong>naga</strong> Han peng Bian-ciang segera menerobos masuk<br />

ke dalam tubuhnya dan ia merasa dadanya sesak. Beberapa kali ia mengerahkan Lweekang<br />

tapi sebaliknya daripada berhasil, kepalanya pusing. Kemudian ia menjatuhkan diri dan<br />

bersila untuk mengerahkan hawa murni untuk menolak hawa dingin dari Han peng Bianciang.<br />

Dilain pihak, sesudah tertotok dua kali oleh It in cie, Wie It Siauw tergeletak tanpa bisa<br />

bergerak dan nafasnya tersengal-sengal.<br />

Ruangan itu berubah sunyi. Delapan jago terluka berat tapi yang terluka paling berat adalah<br />

Yo Poet Hwie yang roboh di luar ruangan itu. Goan-tin dan tujuh tokoh Beng-kauw samasama<br />

menjalankan pernafasan dan mengerahkan Lweekang. Mereka tahu bahwa siapa yang<br />

te<strong>naga</strong>nya pulih lebih dulu, dialah yang akan memperoleh kemenangan terakhir. Andaikata<br />

Goan-tin yang bisa bergerak lebih dulu, dengan menggunakan pedang ia bisa <strong>membunuh</strong><br />

ketujuh musuhnya dan bisa mengobati lukanya belakangan. Sebaliknya kalau Beng-kauw ada<br />

yang lebih dulu pulih te<strong>naga</strong>nya maka dengan mudah ia akan bisa <strong>membunuh</strong> Goan-tin.<br />

Mengingat jumlahnya, ketujuh tokoh Beng-kauw itu kelihatannya mempunyai harapan yang<br />

lebih besar. Akan tetapi, te<strong>naga</strong> dalam Ngo Sian-jin agak cetek dan sesudah kena It im cie,<br />

te<strong>naga</strong>nya musnah semua. Yo Siauw dan Wie It Siauw yang Lweekangnya lebih tinggi<br />

masing-masing sudah kena dua totokan. Pada hakekatnya kehebatan Hen peng Bian-ciang dan<br />

It im cie kira-kira sebanding. Tapi Wie It Siauw memukul setelah terluka sehingga te<strong>naga</strong>nya<br />

lebih kurang daripada Goan-tin yang belum terluka. Maka itu, ditinjau dari sini kelihatannya<br />

Goan-tin yang bisa bergerak lebih dahulu.<br />

Yo Siauw dan yang lainnya menjadi bingung, tapi dalam menjalankan pernafasan dan<br />

mengerahkan te<strong>naga</strong> dalam untuk mengobati luka, seseorang tak bisa memaksakan diri.<br />

Makin dia bingung, makin mudah celaka. Sebagi ahli Lweekee, Yo Siauw dan kawankawannya<br />

tentu mengerti kenyataan itu.<br />

Sesudah beberapa kali berusaha, Leng Kiam tahu bahwa ia takkan bisa mendahului Goan-tin.<br />

Harapan satu-satunya adalah masuknya salah seorang anggota Beng-kauw ke dalam ruangan<br />

itu. Orang itu tak usah memiliki ilmu silat yang tinggi bahkan ia tak perlu mengerti ilmu silat.<br />

Dengan sepotong kayu, ia bisa membinasakan Goan-tin yang sudah tak berdaya.<br />

Tapi sesudah menunggu lama, di luar ruangan tak terdengar suara apapun juga. Waktu itu<br />

sudah tengah malam dan para anggota Beng-kauw telah pada tidur sedang mereka yang<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 700

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!