20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Karena sebelah tangannya harus mengadu te<strong>naga</strong> dengan In Thian ceng, maka te<strong>naga</strong> tangan<br />

Touw Lan yang memegang tambang yg melayani Yo Siauw lantas saja berkurang. Akan<br />

tetapi ia segera menambal kelemahannya itu dengan pukulan2 yg luar baisa, sehingga<br />

tambang itu seperti juga seekor ular sakti berterbangan kian kemari. Yo Siauw melawan<br />

dengan tidak kalah siasatnya dan ilmu yg dipergunakannya terus berubah2. Karena lebih<br />

sedap lagi pandangan mata, maka perhatian penonton lebih banyak ditujukan kepada<br />

pertempuran ini daripada pertandingan antara Boe Kie dan kedua tetua dari Siauw Lim.<br />

Dilihat sekelebatan, pukulan2 Touw ok, Touw ciat dan Boe Kie biasa saja. Kehebatan<br />

pertandingan itu bukan terletak pada pukulan2nya, tapi pada lweekangnya. Pada hakekatnya,<br />

pertandingan itu sepuluh kali lebih berbahaya daripada pertempuran Touw Lan, Yo Siauw dan<br />

In Thia Ceng. Salah sedikit saja, kalau tidak mati tentu terluka berat.<br />

Satu jam lebih mereka sudah bertempur dan matahari sudah mulai mendoyong ke barat.<br />

Ketika itu Kong Boen, Kong tia dan Hoan Yauw, Wie it Siaw dan lain2 ahli silat kelas satu<br />

sudah biasa lihat kemungkinan menang atau kalahdari kedua belah pihak. Dipihak Boe Kie,<br />

uap putih yg mengepul dari kepala In thian ceng jandi makin tebal, sedang di pihat Siauw lim<br />

daun2 dari pohon siong yg diduduki Tauw Ciat, bergoyang2 tak henti2nya. Ini berarti, bahwa<br />

sambil bersandar Tauw Ciat harus meminjam te<strong>naga</strong> pohon itu untuk melawan sinkangnya<br />

Boe kie. Demikianlah apabila In Thian Ceng yang roboh lebih dahulu, maka BengKauwlah<br />

yang kalah dan manakala Touw ciat yg lebih dulu tak tahan, Siauw lim sie lah yang kena di<br />

jatuhkan.<br />

Hal itu tentu saja diketahui oleh keenam orang yg sedang bertempur itu. Sesudah mengadu<br />

tangan tigapuluh kali lebih, In thian ceng tahu bahwa ia bukan tandingan Touw Lan. Ia<br />

merasa sangat menyesal dan berkata dalam hati, “Hari ini yang terpenting adalah menolong<br />

Cia Hengtee. Namaku kalah menangku urusan kecil. Apapula kalau aku mesti kalah dalam<br />

tangannya seorang tetua Siauw Lim, nama besar Peh bie Eng Ong tidak akan jadi merosot.<br />

Yang penting kekalahanku berarti Cia Heng tee tak bisa ditolong. Ah!... tiada jalan lain dari<br />

pada mati2an dan kalau perlu, mengorbankan jiwa yang tua ini.” Memikir begitu, ia mundur<br />

setindak dan dengan seluruh lweekang nya, ia mengirim pula belasan pukulan. Tapi Siauw sie<br />

ciang yg sudah dilatih Touw Lan selama beberapa puluh tahun, bukan main hebatnya. In<br />

Thian Ceng mundur setindak, te<strong>naga</strong> Siauw sie bie ciang maju stindak. Dengan perkataan lain<br />

semakin jauhnya jarak sama sekali tak memperkurang te<strong>naga</strong> pukulan itu.<br />

Melihat kawannya sudah jauh dibawah angin Yo Siauw segera mengambil keputusan untuk<br />

menukar siasat. Ia ingin merangkap kedua Seng hwee leng untuk menjepit tambang dan<br />

mengadu te<strong>naga</strong> dengan Touw Lan, supaya tekanan terhadap In Thian Ceng bisa berkurang.<br />

Tapi baru saja ia mau menjepit, tambang itu mendadak di kedut dan menyambar mukanya. Ia<br />

terkesiap. Bagaikan kilat ia menimpuk dada Touw Lan dengan kedua “leng” dan kedua<br />

tangannya lalu menangkap ujung tambang yang segera dibetot.<br />

Melihat timpukan yg hebat itu, dengan sikut kiri Touw Lan mengentus “leng” yang<br />

menyambar ke dada kiri dan berbareng ia miringkan badan untuk mengegos “leng” yang<br />

satunya lagi. Diluar dugaan ditengah jalan senjata itu tiba2 terputar dan menyambar Touw<br />

ciat! Inilah kelihaian Yo Siauw hanyalah timpukan “kosong” sedang timpukan kepada Touw<br />

ciat barulah serangan sungguh2 yang disertai seluruh lweekangnya.<br />

Ketika itu Touw ciat tengah melayani Boe Kie. Ia merasa girang, bahwa meskipun dikerubuti<br />

dua orang Touw Lan sudah berada diatas angin. Ia tak pernah mimpi, bahwa ia bakal diserang<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1325

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!