20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Diantara cabang dan daun yang rindang ia melihat ujung baju yang berwarna hijau. Orang itu<br />

bersembunyi di tempat yang sangat bagus dan warna pakaiannya sama dengna warna daun<br />

sehingga kalau Boe Kie tidak mempunyai mata yang luar biasa, ia tak akan bisa melihatnya.<br />

Sementara itu Han Lim Jie sudah membentak dengan penuh kegusaran. “Dusta! Thio<br />

Kauwcoe seorang yang berhati murah dan orang baik pasti akan dilindungi langit. Ia masih<br />

berusia muda ia pasti bisa hidup seratus tahun.”<br />

Tan Yoe Liang menghela napas. “Tapi kau tahu bahwa didalam dunia sering terjadi kejadian<br />

luar biasa dan hati manusia sukar dijajaki,” katanya. “Kudengar diseberang lautan ia kena tipu<br />

oleh orang jahat sehingga akhirnya ia dibinasakan oleh kerajaan Goan. Tapi kau tak usah<br />

merasa heran. Orang-orang yang pernah melihat wajah Thio Boe Kie sependapat bahwa<br />

bocah itu takkan hidup lebih lama dari tiga kali delapan puluh empat tahun…”<br />

Mendadak perkataan Tan Yoe Liang terputus, sebab hampir bersamaan dengan bergoyangnya<br />

cabang pohon pek sosok tubuh manusia melayang turun ke bawah. “Thio Boe Kie disini!”<br />

bentak orang itu. “Siapa kata aku sudah mati?” Seraya membentak begitu ia melompat masuk<br />

dan berdiri di tengah-tengah toa tian.<br />

Ciang pang Tiang-loo memapakinya dengan jambretan ke arah leher. Dengan gerakan yang<br />

sangat indah, orang itu berkelit. Ia ternyata seorang pemuda yang sangat tampan dengan<br />

mengenakan ikatan kepala empat segi dan baju warna hijau.<br />

Boe Kie terkesiap karena ia segera mengenal orang itu tak lain adalah Tio Beng yang<br />

menyamar sebagai pria. Bermacam perasaan memenuhi dadanya, kaget, gusar, cinta dan<br />

girang bercampur aduk menjadi satu. Tanpa terasa ia mengeluarkan seruan tertahan yang<br />

untung juga tak didengar oleh para pengemis yang sedang menumpahkan perhatian mereka<br />

kepada Tio Beng.<br />

Dulu diluar kuil Siauw lim sie, Tan Yoe Liang pernah bertemu muka dengan Boe Kie. Hal ini<br />

terjadi waktu Boe Kie masih kecil. Dalam jangka waktu belasan tahun Boe Kie sudah berubah<br />

banyak, baik muka maupun badannya sehingga ia tidak bisa mengenali lagi. Belakangan di<br />

pulau Leng coa to, ia bertemu lagi tapi waktu itu Boe Kie dan Tio Beng memakai kumis palsu<br />

dan menyamar sebagai orang-orang Kie keng pang. Maka itu pada hakikatnya Tan Yoe Liang<br />

tak tahu bagaimana rupa Thio Boe Kie sekarang. Soe Hwee Liong dan yang lain-lain lebih tak<br />

mengenalnya. Mereka hanya pernah mengetahui bahwa Kauwcoe baru dari Beng kauw<br />

seorang pemuda yang berusia kurang lebih dua puluh tahun dan yang berkepandaian sangat<br />

tinggi. Melihat cara berkelitnya Tio Beng lincah dan indah mereka tak ragu lagi. Tapi Tan<br />

Yoe Liang merasa sangsi sebab Tio Beng terlampau cantik untuk jadi seorang pria, usianya<br />

terlalu muda dan suaranya bukan suara lelaki. Maka itu ia segera membentak, “Thio Boe Kie<br />

sudah mampus! Siapa kau? Sungguh berani kau main gila terhadap kami!”<br />

“Binatang!” bentak Tio Beng dengan gusar. “Perlu apa kau mencaci Thio Boe Kie? Thio Boe<br />

Kie mempunyai rejeki yang sebesar langit dan akan berusia seratus tahun. Sesudah manusiamanusia<br />

seperti kamu dikubur, ia masih bisa hidup delapan puluh tahun.”<br />

Mendengar suara si nona yang bernada duka, jantung Boe Kie memukul keras. Apakah nada<br />

duka itu menunjuk rasa menyesal? Tapi ia segera menekan segala pikiran lain. “Perempuan<br />

kejam itu mana punya rasa menyesal?” katanya dalam hati. “Boe Kie! Oh, Boe Kie! Mengapa<br />

kau begitu lemah? Mengapa hatimu masih harus diikat oleh manusia kejam itu?”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1145

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!