20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

elum dibereskan. Maka itu, siauwtee harap Cong heng suka menyerahkannya kepada<br />

siauwtee."<br />

Cong Wie Hiap mengeluarkan suara di hidung. "Terluka berat?" ia menegas. "Huh-huh! Dia<br />

berlagak mampus. Kalau tadi dia tidak berpura pura, Tong Sam Tee tentu tidak sampai celaka.<br />

Jie Jie Hiap, kau mengatakan partaimu memiliki perhitungan dengan dia. Akupun mempunyai<br />

perhitungan dengan dia. Aku akan menyerahkan dia kepadamu, sesudah menghajarnya tiga<br />

kali..."<br />

Jie Lian Cioe yg ingin menolong In Thiang Ceng, lantas saja berkata. "Cit siang koen dari<br />

Cong Heng tersohor dalam Rimba Persilatan. Dalam keadaan begini, mana bisa In Kauw Coe<br />

menerima tiga pukulanmu?"<br />

Paras muka jago Khong tong itu lantas saja berubah. "Kalau begitu, begini saja, katanya<br />

dengan suara mendongkol." Dia telah mematahkan kaki tangan Tong Sam Tee. "Aku akan<br />

mematahkan jg kaki tangannya. Ini yang dinamakan pembayaran tunai."<br />

Jie Lian Cioe kelihatan bersangsi.<br />

"Jie Jie hiap!" bentuk Cong Wie Hiap. "Sebelum berangkat ke See heek, enam partai telah<br />

membuat perserikatan dengan sumpah yg berat. Mengapa kau sekarang ingin melindungi<br />

situa bangka dari Mo Kauw itu?"<br />

Jie hiap menghela napas. "Baiklah, sekarang kau boleh berbuat sesukamu," katanya. "Sesudah<br />

kembali di Tionggoan, aku akan minta pengajaran dari Cit Siang Koen mu."<br />

Cong Wie Hiap kaget. Ia tak mengerti mengapa Jie Lian Cioe coba menolong In Thian Ceng.<br />

Ia merasa jeri terhadap Boe tong pay, tapi dihadapan banyak orang, ia tak mau<br />

memperlihatkan kelemahannya. Seraya tertawa dingin, dia berkata. "Didalam dunia, orang<br />

tidak boleh melampui kepantasan. Biarpun Boe tong pay lebih kuat daripada sekarang, ia<br />

tidak boleh berbuat sewenang wenang."<br />

Perkataan itu sangat kejam, secara langsung menyeret nama partai dan secara tidak langsung<br />

menyentuh sama Thio Sam Hong sendiri. Song Wan Kiauw mendongkol. "Jie tee!" seruanya.<br />

"Biarkan dia berbuat sesukanya!"<br />

"Baiklah," jawab si adik. "Sungguh seorang gagah sejati! Sungguh seorang gagah sejati!"<br />

Perkataan itu seperti juga mau memuji In Thian Ceng dan mengejek Cong Wie Hiap. Tetapi<br />

karena tidak mau bermusuhan dengan Boe Tong Pay, tetua Khong tong itu berlagak tidak<br />

mengerti. Begitu lekas Jie Lian Cioe mundur, ia segera maju mendekati korbannya.<br />

Sementara itu, Kong tie Taysoe mengeluarkan perintah dengan suara yang sangan lantang.<br />

"Aku minta Hwa san pay dan Khong tong pay membinasakan sisa kawanan Mo kauw yg<br />

berada dilapangan ini. Boe tong pay menggeledah disebelah barat dan Go Bie Pay<br />

menggeledah disebelah disebelah timur. Seorangpun tidak boleh terlolos. Koen Loen Pay<br />

menyediakan bahan2 api untuk membakar serang Mo-Kauw."<br />

Sesudah membagi tugas kepada lima partai, ia merangkap kedua tangannya, seraya berkata,<br />

"Aku minta murid2 Siauw Lim Sie menyediakan alat2 sembahyang dan membaca kitab suci,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 747

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!