20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ouw Ceng Goe tertawa dingin. "Nama Kian sie Poet kioe Ouw Ceng Goe sudah kesohor di<br />

kolong langit." katanya. "Bukan baru satu orang yang roboh binasa diluar rumahnya." (Kian<br />

sie Poet kioe artinya Melihat kebinasaan tetap tidak menolong).<br />

Tanpa menghiraukan perkataan Soepehnya, Gie Coen segera mengubar. Mereka kedua<br />

duanya sama sama mendapat luka, tapi luka Cie Goan banyak lebih enteng dan te<strong>naga</strong>nya pun<br />

banyak lebih besar. Maka itu, dalam beberapa saat saja ia sudah bisa menyandak Boe Kie<br />

yang lalu dipeluknya dan dibawa balik kerumah paman guruya.<br />

Dengan kedua tangan belum bisa bergerak, si bocah tidak berdaya lagi.<br />

"Ouw Soepeh apa benar benar kau tidak mau menolong?" tanya Gie Coen dengan napas<br />

tersengal sengal.<br />

"Apa kau tidak tahu, bahwa aku bergelar Kian sie Poet kioe?" Sang paman balas menanya.<br />

"Perlu apa kau melit melit?"<br />

"Tapi apakah Soepeh bersedia untuk mengobati luka didalam tubuhku?" tanya pula Siang Gie<br />

Coen.<br />

"Tentu." jawabnya.<br />

"Bagus!" kata si brewok girang. "'Teecoe telah berjanji kepada Thio Cinjin nntuk menolong<br />

saudara kecil ini. Sesudah memberi janji itu, tee coe tak mau orang-orang partai sana<br />

mengatakan bahwa murid-murid Mo kauw tidak boleh dipercaya. Maka itu, begini saja,<br />

Teecoe tak usah di obati oleh Soepeh, tapi teecoe memohon supaya Soepeh sudi mengobati<br />

saudara kecil dengan demikian, satu ditukar dengan satu dan Soepeh tidak jadi rugi."<br />

"Kau tahu bagaimana hebatnya Ciat sim ciang ?" tanya sang paman guru dengan paras<br />

sunguh-sungguh. "Sesudah kena pukulan itu, jika didalam tempo tujuh hari, kau mendapat<br />

pertolongan seorang tabib kelas satu, maka lukamu akan menjadi sembuh. Sesudah lewat<br />

tujuh hari, hanya jiwamu yang dapat ditolong, sedang ilmu silatmu akan musna seanteronya.<br />

Sesudah lewat empat belas hari, tak satu tabibpun yang akan bisa menolong jiwamu."<br />

"Ya, itulah karena meskipun melihat kebinasaan, Soepeh tidak sudi menolong," jawabnya,<br />

"Teecoe rela mati dan takkan merasa menyesal."<br />

"Aku tak sudi ditolong olehmu!" teriak Boe Kie. "Tak sudi! Kau mengerti?" la menengok<br />

kearah siberewok dan berkata: "Siang Toako, apa kah kau rasa Boe Kie manusia rendah? Kau<br />

menukar jiwamu dengan jiwaku. Andaikan aku hidup, aku akan hidup menderita. Tak bisa<br />

ada kejadian begitu !"<br />

Gie Coen adalah laki-laki tulen. Tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi, ia membuka tali<br />

pinggangnya yang lalu digunakan untuk membelenggu kaki tangan Boe Kie dan kemudian<br />

mengikatkan kesebuah kursi.<br />

"Lepas ! Lepas !" teriak bocah itu. "Kalau kau tidak lepas, aku akan mencaci."<br />

Si berewok tidak menggubris.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 424

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!