20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Malam ini perjamuan dibatalkan saja," kata lagi Thio Sam Hoag. "Satu bulan kemudian kita<br />

berkumpul lagi disini. Andaikata Thay Giam tak bisa disembuhkan, kamu masih bisa bertemu<br />

lagi dengannya." Perkataan yang paling akhir diucapkan dengan suara gemetar. Didalam hati<br />

orang itu sangat berduka. dan ia tak nyana bahwa sesudah mempunyai nama besar selama<br />

puluhan tahun, dalam usia sembilan puluh, salah seoreng muridnya yang tercinta mengalami<br />

bencana. In Lie Hong yang cetek air matanya lantas saja menangis dengan perlahan.<br />

"Pergi tidurlah," kata sang guru seraya mengebas tangan jubahnya.<br />

"Soehoe," kata Song Wan Kiauw dengan suara menghibur. "Samsoetee adalah seorang mulia<br />

yang selalu menolong sesama manusia. Orang kata manusia yang baik selalu dipayungi Tuhan<br />

Yang Maha Kuasa. Teecoe percaya, Langit mempunyai Mata dan Samsoetee pasti akan<br />

tertolong jiwanya...." berkata sampai di situ suaranya parau dan air matanya mengalir turun.<br />

Demikian pendekar2 itu yang biasa menghadapi bahaya tanpa berkedip sekarang menangis<br />

ter-sedu2 karena rasa duka dan penasaran yang sangat hebat.<br />

Diantara saudara2 seperguruannya Jie Tay Giam dan In Lie Henglah yang bergaul paling erat<br />

dengan Thio Coei San. Maka itu Thio Coei Sanlah yang paling bergusar dan kegusaran itu<br />

menyesak dalam dadanya sebab tak bisa dilampiaskan. Sesudah kurang lebih satu jam rebah<br />

diatas pembaringan dengan gelisah per-lahan2 ia bangun dan berjalan keluar dari kamarnya<br />

dengan niatan mencari Touw Tay Kim dan menghajar Cong piauw tauw itu untuk<br />

melampiaskan kemendongkolannya. Karena kuatir ia berlaku dengan hati-hati supaya<br />

tindakannya tidak didengar orang.<br />

Waktu tiba di ruangan itu sambil menggendong kedua tangannya, orang yang bertubuh<br />

jangkung itu, bukan lain dari pada gurunya sendiri. Ia berdiri terpaku dibelakang satu tiang<br />

tanpa berani ber gerak. Ia tahu, bahwa jika sekarang ia kembali kekamarnya, gerak geriknya<br />

pasti diketahui sang guru. Kalau ia mengaku sejujurnya yaitu hendak menghajar Tauw Tay<br />

Kim, ia pasti bakal dapat teguran keras.<br />

Beberapa saat kemudian, tiba2 Thio Sam Hong mengangkat tangan kanannya dan menulis<br />

huruf2 ditengah udara. Dengan memperhatikan gerak2an tangan itu, Coei San mendapat<br />

kenyataan, bahwa yang ditulis gurunya adalah dua huruf "Song loan" atau Kesedihan<br />

kekalutan. Sesudah mengulangi beberapa kali sang guru menulis dua huruf lain yaitu "To-tok"<br />

atau Penganiayaan hebat, diubrak abrik. Melihat begitu, Thio Coei San lantas saja tahu,<br />

bahwa gurunya sedang menulis "Song loan siap" dari Ong Hie Cie.<br />

Jilid 6________________<br />

THIO COEI SAN mendapat gelaran Gin kauw Tiat hoa (Gaetan perak Coretan besi) karena<br />

tangan kirinya menggunakan Houw tauw kauw (Gaetan kepala harimau ) yang terbuat dari<br />

pada perak, sedang tangan kanannya bersenjatakan Poan koan pit (senjata yang menyerupai<br />

pena Tionghoa) yang terbuat daripada besi. Sebab kuatir ditertawai oleh kaum sasterawan,<br />

maka sesudah mahir dalam ilmu silat, ia lalu mempelajari juga ilmu surat di bawah pimpinan<br />

gurunya yang Boen boe coan cay (pandai ilmu surat dan ilmu silat). Song loan tiap itu pernah<br />

dipelajari olehnya pada dua tahun yang lain.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 112

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!