20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perhatian. Mendadak ia melompat dan berteriak. " Toah wee shio, buku apa yang di baca<br />

olehmu ?"<br />

"Aduh ! Kaget benar aku !" teriak sipendeta tanpa merasa. "Nakal sungguh kau!"<br />

Si nona tertawa geli. "Toa hwee shio, mengapa tadi kau berlagak gagu ?" tanyanya dengan<br />

dada mangejek,<br />

Muka pendeta itu lantas saja berubah pucat, seperti orang ketakutan. Ia menegok ke Kiri<br />

kanan dan menggoyang-goyangkan tangannya.<br />

"Apa yang di takuti olehmu ?" tanya pula Kwee Siang dengan perasaan heran.<br />

Sebelum Kak wan keburu menjawab, dari dalam hutan mendadak muncul dua orang pendeta<br />

yang mengenakan jubah kuning. "Kak wan!" bentak sipendeta yang jalan didepan. "Hm! Kau<br />

berani bicara dan melanggar larangan kami ? Hm! Kau berani bicara dengan seorang luar.<br />

Apa pula demang seorang wanita. Sekarang kau harus menghadap pada tetua Kayloet tong<br />

(dewan per udang-undangan dari kalangan Buddha)."<br />

Kak wan kelihatan berduka. Ia menunduk dan mengguk, akan kemudian berjalan mengikuti<br />

dibelakang kedua pendeta itu.<br />

Kwee Siang lantas saja naik darahnya "Hai ! Dikolong langit mama ada aturan tak boleh<br />

bicara ?" bentaknya. "Aku bicara dengan Tay soe itu, karena aku mengenalnya. Ada sangkut<br />

paut apakan dengan kau berdua ?"<br />

Pendeta yang bertubuh jangkung melotot matanya. "Semenjak ribuan tahun, seorang wanita<br />

belum pernah dipermisikan masuk kedalam daerah Siauw lim sie."<br />

katanya. "Lebih baik nona cepat-capat turun gunung supaya tidak menghadapi kesukaran."<br />

Sinona jadi semakin gusar. "Eh, kalau wanita masuk disini, mau apa kau?" bentaknya." Apa<br />

perempuan tak sama dengan lelaki? Mengapa kamu menyusahkan Kak wan Taysoe? Sesudah<br />

mengikatnya dengan rantai besi, kau mengeluarkan larangan gila-gila."<br />

Si jangkung mengeluarkan suara dihidung "Kaizar sendiri tak pernah mencampuri urusan<br />

dalam kuil kami," katanya dengan suara tawar.<br />

"Nona tak usah banyak bicara."<br />

Kwee Siang berjingkrak. "Kutahu Kak wan Taysoe seorang baik dan karena ia seorang baik,<br />

kau berani menghinanya," katanya. "Huh-huh! Dimana adanya Thian beng Siansoe, Boe sek<br />

Hweeshio dan Boe Siang Hweeshio? Panggil mereka? Aku mau menanyakan urusan gila ini!"<br />

Kedua pendeta itu terkejut. Harus diketahui, bahwa Thian beng Siansoe adalah Hongthio atau<br />

kepala dari kuil Siauw lim sie, sedang Boe sek Siansoe pemimpin Lo-han-tong Pan Boe siang<br />

Siansoe pemimpin Tak mo tong dengan kedudukan yang sangat tinggi, mereke dihormat oleh<br />

segenap pendeta yang belum pernah berani menyebutkan Hoat nia (nama sesudah jadi<br />

pendeta) mereka dan biasa menggunakan panggilan "Loo hong thio" "Lo han tong Co-soe"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!