20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tiba-tiba di luar terdengar suara yang nyaring dan merdu. Piauw Ko, tahun ini siang-siang ini<br />

kau sudah datang. Suara itu adalah suara Coe Kioe Tin (Piauw Ko Kakak sepupu)<br />

Untuk memberi selamat tahun baru kepada Koe Koe dan Koe Bo, bagaimana aku berani<br />

datang terlambat? Kata seorang lelaki sambil tertawa. (Koe Koe Paman, saudara lelaki dari<br />

ibu, Koe Bo bibi isteri Koe Koe)<br />

Boe Kie merasa mukanya panas. Jantungnya melonjak-lonjak, tangannya mengeluarkan<br />

keringat. Sesudah mengharap-harap selama dua bulan, baru sekarang ia mendengar suara si<br />

nona. Semangatnya terbang dan ia berdiri terpaku.<br />

Dilain saat terdengar suara seorang wanita lain. Memang suko terburu datang kemari, aku tak<br />

tahu entah ia datang untuk memberi selamat kepada kedua orang itu, entah untuk memberi<br />

selamat kepada Piauw Moay. Sehabis berkata begitu, wanita itu tertawa geli. (Soeko kakak<br />

seperguruan. Piauw Moay adik perempuan sepupu)<br />

Hampir berbareng, tiga orang muda berjalan masuk dan semua pelayan-pelayan buru-buru<br />

menyingkir untuk membuka jalan. Hanya Boe Kie yang masih terus berdiri seperti orang<br />

hilang ingatan dan kakinya baru bergerak sesudah tangannya diseret Kiauw Hok.<br />

Dari ketiga orang muda itu, yang berjalan di tengah adalah seorang pemuda. Sedang Coe Kioe<br />

Tin berjalan di sebelah kiri. Ia mengenakan baju bulu yang berwarna merah sehingga<br />

kecantikannya jadi lebih mencolok. Di sebelah kanan pemuda itu berjalan seorang wanita<br />

lain. Usia mereka kira-kira sebaya, semuanya belum mencapai dua puluh tahun.<br />

Begitu mereka masuk, mata Boe Kie terus mengincar Nona Coe. Tidak memperdulikan yang<br />

lain. Ia seperti juga tidak melihat dua orang muda yang lain, tidak melihat cara bagaimana<br />

memberi selamat tahun baru dan tak mendengar apa yang dikatakan mereka. Dimatanya<br />

hanya kelihatan seorang, yaitu Nona Coe Kioe Tin.<br />

Dalam usia yang masih muda, masih kekanak-kanakan Boe Kie sebenarnya masih belum<br />

tentu apa artinya cinta antara lelaki dan perempuan. Iapun bukan manusia yang kemaruk akan<br />

paras cantik. Tapi dalam hidupnya seorang manusia tertarik yang pertama kali terhadap<br />

kecantikan seorang wanita selalu memberi akibat yang hebat. Sebagai manusia, Boe Kie pun<br />

tidak kecuali. Disampint itu pada hakekatnya, Boe Kie mempunyai perasaan halus dan<br />

mempunyai rasa cinta yang sangat besar terhadap sesama manusia, tak perduli lelaki atau<br />

perempuan, tua atau muda. Maka itu dapatlah dimengerti begitu bertemu dengan Coe Kioe<br />

Tin yang sangat cantik dan mempunyai pengaruh luar biasa atas dirinya, Boe Kie jadi seperti<br />

hilang ingatan. Di dalam hatinya sama sekali tidak terdapat pikiran yang tidak-tidak. Tidak!<br />

Sedikitpun tidak! Ia hanya merasa beruntung jika bisa melihat wajah si nona, mendengar<br />

suara si nona yang sangat merdu.<br />

Sesudah mendapat hadiah, pelayan-pelayan yang lain lantas saja bubar.<br />

Sesudah berbincang-bincang beberapa lama Coe Kioe Tin berkata, ayah, ibu, aku ingin jalanjalan<br />

bersama Piauw Ko dan Ceng Moay.<br />

Kedua orang itu mengangguk-anggukkan kepalanya dan ketiga orang muda tersebut lantas<br />

saja bertindak ke luar dan pergi ke halaman belakang.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 542

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!