20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kian koen Tay lo ie Sim hoat tertulis di kulit itu. Kalau ia tahu, jangakan Yo Po Thian dan<br />

istrinya sudah meninggal dunia, sekalipun mereka masih hidup ia pasti akan datang<br />

mencurinya.<br />

Siauw Ciauw, bagaimana kau tahu rahasia kulit kambing itu?<br />

Aku mencuri dengar waktu Looya bicara dengan Siocia, jawabnya. Mereka berdua adalah<br />

murid-murid Beng-kauw dan mereka tak berani masuk ke sini untuk mengambilnya. Seperti<br />

Kongcoe ketahui, hanya seorang Kauwcoe yang boleh masuk ke jalan rahasia ini.<br />

Dengan rasa haru Boe Kie mengawasi kedua kerangka itu. Sebaiknya kita menguburkan<br />

mereka, katanya.<br />

Bersama si nona, ia segera mengumpulkan batu-batu kecil dan pasir yang rontok karena<br />

ledakan tadi dan kemudian mendampingkan kedua kerangka itu. Mendadak Siauw Ciauw<br />

mengambil sesuatu dari kerangka Yo Po Thian. Thio Kongcoe, sepucuk surat, katanya.<br />

Boe Kie membacanya, di atas sampul tertulis, Dipersembahkan kepada istriku. Karena sudah<br />

lama, sampul itu agak rusak sedangkan huruf-hurufnya pun sukar dibaca tapi dari coretannya<br />

yang telah buram, dapat dilihat bahwa huruf-huruf itu indah dan angker. Sampul masih utuh,<br />

belum tersobek.<br />

Sebelum membaca, Yo Hoe-jin telah bunuh diri, kata Boe Kie. Dengan sikap hormat, lalu<br />

menaruh surat itu di atas kerangka. Baru saja ia mau mengubur dengan pasir dan batu, Siauw<br />

Ciauw berkata, Apakah tak baik bila kita membaca surat itu? Mungkin sekali Yo Kauwcoe<br />

meninggalkan pesan?<br />

Kurasa kurang pantas, kata Boe Kie.<br />

Mungkin Kongcoe keliru, bantah si nona. Andaikata ada sesuatu yang diinginkan Yo<br />

Kauwcoe dan belum terpenuhi, alangkah baiknya jika diketahui kita supaya kita bisa<br />

menyampaikan langsung kepada Looya dan Siocia.<br />

Boe Kie mengangguk lalu menyobek sampul. Ia mencabut sehelai sutera putih yang tertulis<br />

sebagai berikut:<br />

Hoe-jin bacalah ini, semenjak menikah denganku siang malam Hoe-jin berduka. Aku adalah<br />

seorang yang tak mempunyai budi sehingga aku tak bisa menyenangkan hatimu dan untuk<br />

kekurangan itu aku merasa menyesal tak habisnya, kini kita akan berpisah untuk selamalamanya.<br />

Kuharap Hoe-jin sudi memaafkanku.<br />

Cioe Kauwcoe dari turunan ketiga puluh dua telah memerintahkan supaya setelah selesai<br />

dalam latihan Kian koen Tay lo ie Sin-kang, aku segera pergi ke Congto dari Kay pang<br />

(markas besar Partai Pengemis) untuk mengambil kembali barang-barang peninggalan Cioe<br />

Kauwcoe dari turunan ketiga puluh satu.<br />

Aku baru saja menyelesaikan latihan Sin-kang tingkat kelima. Apa daya, aku tahu urusan<br />

Seng Soe-tee. Darah dan hawa bergolak-golak dan aku tak dapat menguasai diriku lagi.<br />

Te<strong>naga</strong>ku akan buyar dan aku menghadapi kematian. Inilah takdir. Tiada manusia dapat<br />

melawan takdir.<br />

Membaca sampai di situ Boe Kie menghela nafas, Kalau begitu, sebelum menulis surat, Yo<br />

Kauwcoe telah tahu adanya pertemuan antara Seng Koen dan istrinya di jalan rahasia ini,<br />

katanya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 726

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!