20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sedang mendekati Lian Cioe. Biarpun Soehengnaya duduk menyender dipohon ketiga serdadu<br />

itu, yang sudah berkenalan dengan kelihayannya Jiehiap tidak berani lantas menyerang.<br />

"Tat-coe, serahkan jiwamu!" teriak Coei San sambil menerjang dengan kaburkan<br />

tunggangannya. Dilain saat, dua diantaranya sudah roboh, sedang musuh yang ketiga lari<br />

lintang-pulang. Sambil membentak keras, Ngohiap menimpuk dengan tombaknya. Dalam<br />

kegusarannya sebab putranya diculik, Soehengnya terluka dan isterinya pingsan, ia menimpuk<br />

dengan sepenuh te<strong>naga</strong>. Tombak itu terbang dengan mengeluarkan suara mengaung dan<br />

"jres!" serdadu itu terpaku ditanah<br />

Sementara itu, So So sudah mendusin. "Boe Kie!", ia sesambat.<br />

Sesudah menjalankan pernapasan beberapa lama, Lian Cioe mengambil sebutir pel Thay it<br />

Tok beng tan yang lalu ditelannya. Beberapa saat kemudian, pada mukanya terlihat sinar<br />

merah. Ia membuka matanya seraya berkata perlahan "Sungguh hebat te<strong>naga</strong> orang itu!"<br />

Coei San lega hatinya. Ia tahu, bahwa jiwa soe hengnya sudah terlolos dari bahaya, tapi ia<br />

masih tidak berani mengajak bicara. Perlahan-lahan Jie hiap bangun berdiri. "Apa sudah tidak<br />

kelihatan bayangan bayangan lagi?" tanyanya dengan suara perlahan.<br />

"Jiepeh....bagaimana baiknya?' tanya si Tee hoe dengan suara parau.<br />

"Legakan hatimu, Boe Kie tidak kurang suatu apa," jawabnya. "Orang itu berkepandaian<br />

sangat tinggi. Aku merasa pasti bahwa seorang yang berkepandaian setinggi itu tak akan<br />

mencelakakan anak kecil yang tidak berdosa."<br />

Air mata So So kembali mengucur. "Tapi... tapi... Boe Kie sudah diculik," katanya. Lian Cioe<br />

mengangguk. Ia memeramkan kembali kedua matanya dan mengasah otak.<br />

Sesaat kemudian, ia membuka, matanya seraya berkata: "Aku tidak dapat menebak asal usul<br />

orang itu. Jalan satu satunya kita harus menanyakan Soehoe."<br />

So So bingung bukan main. "Jiepeh, yang paling penting kita harus memikiri daya untuk<br />

merampas pulang Boe Kie," katanya memohon.<br />

"Asal usul orang itu dapat diselidiki belakangan"<br />

Lian Cioe tidak menyahut, ia hanya menggeleng gelengkan kepala.<br />

"So moay, Jieko mendapat luka berat, sedang orang itu berkepandaian begitu tinggi," kata<br />

Coei San. "Andai kata kita sekarang dapat mencarinya, kitapun tidak dapat berbuat banyak,"<br />

"Apa kita menyudahi dengan begitu saja ?" tanya si isteri dengan suara mendongkol.<br />

"Kita tak perlu cari dia," jawabnya. "Dialah yang pasti akan cari kita."<br />

So So adalah seorang wanita yang sangat pintar. Hanya karena puteranya diculik, pikirannya<br />

kalut dan ia tidak dapat berpikir dengan otak dingin. Mendengar perkataan sang suami, ia<br />

tersadar dan mengerti maksud Coei San. Serdadu Goan itu memiliki kepandaian begitu tinggi,<br />

sehingga Lian Cioe sendiri sampai terluka. Dia pasti seorang tokoh Rimba Persilatan yang<br />

menyamar. Jika mau, sesudah Lian Cioe terluka, dia bisa membinasakan Coei San bertiga.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 305

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!