20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Si kate mengerti, bahwa pertempuran tak guna dilangsungkan lagi. Makin lama mereka akan<br />

menderita makin hebat. Sambil mengangkat kedua tangannya ia berkata, Sin kang tuan tinggi<br />

luar biasa, aku si tua belum pernah melihat kepandaian yang semacam itu. Hwa san pay<br />

menyerah kalah.<br />

Maaf, jawab Boe Kie sambil membalas hormat. Boanpwe menang sebab kebetulan. Kalau<br />

tadi para Cianpwee tak menaruh belas kasihan, siang-siang Boanpwee sudah binasa di bawah<br />

golok dan pedang Ceng-hoan Liang gie. Dengan berkata begitu Boe Kie bicara sejujurnya.<br />

Kalau tak dibantu Cie Jiak, ia memang bakal celaka.<br />

Si jangkung girang. Bagus! Kau tahu, bahwa kau menang sebab kebetulan, katanya.<br />

Apakah aku boleh tahu she dan nama Jie wie Cianpwee yang mulia? tanya Boe Kie. Kalau<br />

belakang hari kita bertemu pula, boanpwee bisa memanggil dengan panggilan yang benar.<br />

Si jangkung tertawa lebar dan menjawab. Soeko ku ialah Wie.<br />

Tutup mulut! bentak si kate. Ia menengok kepada Boe Kie dan berkata pula. Sebagai jenderal<br />

yang keok kami merasa sangat malu. Tuan tak perlu tahu nama kami yang hina dina. Sesudah<br />

berkata begitu, ia masuk ke dalam barisan Hwa san pay. Si jangkung tertawa nyaring. Dalam<br />

peperangan, menang atau kalah adalah kejadian lumrah, katanya. Bagiku tak menjadi soal. Ia<br />

menjemput dua batang golok yang menggeletak di tanah dan kemudian balik ke barisannya<br />

sendiri.<br />

Sementara itu Boe Kie sudah menghampiri Sian Ie Thong dan menotok jalan darahnya.<br />

Sesudah pertempuran selesai, aku sekarang mau mengobati kau, katanya. Aku menotok jalan<br />

darahmu untuk mencegah naiknya racun ke jantung. Di detik itu, mendadak ia merasai<br />

kesiuran angin dingin di belakangnya dan rasa perih di punggungnya. Ia terkesiap, kakinya<br />

menotol bumi dan badannya melesat ke atas.<br />

Cres cress disusul dengan teriakan menyayat hati.<br />

Di tengah udara ia memutar badan dan ia mendapat kenyataan dua batang pedang suami isteri<br />

Ho Thay Ciong sudah amblas di dada Sian Ie Thong!<br />

Sebagai orang yang mempunyai kedudukan dan kepandaian tinggi dan sebagai orang yang<br />

selalu bangga akan kepandaiannya, Ho Thay Ciong dan Pak Siok Ham merasa penasaran,<br />

bahwa mereka telah roboh dalam tangannya seorang pemuda yang tak dikenal dalam rimba<br />

persilatan. maka itu, tanpa memperdulikan pantas atau tidak pantas selagi Boe Kie<br />

membungkuk untuk menotok jalan darah Sian Ie Thong, ia membokong dengan pukulan yang<br />

dinamakn Boe seng Boe sek (tak ada suaranya, tak ada warnanya).<br />

Boe seng Boe sek adalah salah satu pukulan terhebat dari Koen loen pay. Pukulan itu harus<br />

didalami oleh dua orang yang te<strong>naga</strong> dalamnya kira-kira bersama. Dua te<strong>naga</strong> yang keluar<br />

dari pukulan itu saling bertentangan, sehingga sebagai akibatnya, suara yang bisa terdengar<br />

dalam menyambarnya senjata menjadi hilang. Itulah sebabnya mengapa jurus ini dinamakan<br />

Boe seng Boe sek.<br />

Diluar dugaan, sesudah memiliki Kioe yang Sin kang, panca indera Boe Kie lebih tajam dan<br />

gerakannya cepat luar biasa. Tapi meskipun begitu, bajunya robek dan kulitnya kena juga<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 794

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!