20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

orang banyak atau negara. Apapula tujuan kita yang sekarang adalah menumpas Mo kauw.<br />

Kita menawan para pendekar Boe tong hanya untuk menaklukkan si penjahat cabul.”<br />

“Kalau aku melakukan perbuatan itu, aku pasti akan dicaci oleh berlaksa orang dalam dunia<br />

Kang ouw dan aku tak ada muka lagi untuk hidup di antara langit dan bumi,” kata Song Ceng<br />

Soe.<br />

“Song Heng tee, kau tak usah begitu berkuatir,” kata Tan Yoe Liang. “Mengapa tadi aku<br />

minta supaya semua tiangloo delapan karung meninggalkan ruangan ini? Mengapa kita<br />

memeriksa di seluruh kelenteng? Aku begitu berhati hati sebab takut rahasia bocor. Song<br />

heng tee, sesudah menaruh racun, kau sendiri harus berlagak pingsan dan kaupun akan<br />

ditangkap. Kau akan dikumpulkan bersama sama Thay soehoemu, ayahmu dan paman<br />

pamanmu. Kecuali kita bertujuh orang, di dalam dunia tak ada orang lain yang<br />

mengetahuinya. Kami semua kagum dan berterima kasih terhadap kau yang sudah<br />

menunaikan tugas yang sangat berat. Siapa lagi yang akan mentertawakan kau?”<br />

Ceng Soe mengerutkan alisnya. Sesudah berpikir beberapa lama, ia berkata dengan suara<br />

perlahan. “Perintah Pangcoe dan Tan Toako sebenar benarnya tidak boleh ditolak olehku. Apa<br />

pula sebagai anggota baru dari partai kita, siauwtee seharusnya menggunakan kesempatan ini<br />

untuk membuat pahala. Maupun harus masuk kedalam lautan api, siauw tee mesti<br />

melakukannya. Akan tetapi… akan tetapi… seorang manusia yang hidup di dunia ini<br />

berpokok kepada ‘hauw gie’ (berbakti dan mempunyai rasa persahabatan). Maka itu, biar<br />

bagaimanapun jua siauw tee tidak bisa turun tangan terhadap ayah kandung sendiri.”<br />

Semenjak dahulu Kay pang sangat mengutamakan ‘kebaktian’. Mendengar perkataan Song<br />

Ceng Soe, para tetua tidak berani mendesak lagi. Mendadak Tan Yoe Liang tertawa dingin.<br />

“Yang muda tidak boleh menyerang yang tua adalah salah satu larangan dalam Rimba<br />

Persilatan,” katanya. “Hal itu sudah diketahui olehku dan Song Heng tee tak usah mengajari<br />

aku. Aku hanya ingin mengajukan pertanyaan. Pernah apakah Song Heng tee dengan Boh<br />

sengkok Cit hiap? Siapakah yang lebih tinggi tingkatannya? Boh Cit hiap atau kau sendiri?”<br />

Song Ceng Soe tidak menjawab. Ia menundukkan kepala dan sesudah berselang beberapa<br />

lama, barulah ia berkata, “Baiklah! Siauw tee akan menurut perintah! Tapi kalian harus<br />

berjanji untuk tidak mengganggu selembar rambut ayahku, untuk tidak menghina ayah<br />

dengan cara apapun jua. Apabila kalian berjanji begitu, Siauwtee lebih suka celaka daripada<br />

melakukan perbuatan yang tidak mengenal kebaktian ini.”<br />

Soe Hwee Liong dan yang lain lain jadi sangat girang. Mereka segera mengiakan tuntutan<br />

Song Ceng Soe.<br />

Boe Kie merasa sangat heran. “Song Toa ko tadinya menolak keras, tapi mengapa begitu<br />

lekas Tan Yoe Liang menyebutkan Boh Cit siok ia lantas menyerah?” tanyanya di dalam hati.<br />

“Di dalam hal ini tentu menyelip latar belakang yang luar biasa. Aku harus menanyakan Boh<br />

Cit siok sendiri.”<br />

Sementara itu Cie hoat Tiang loo dan Tan Yoe Liang lalu berunding dengan bisik bisik.<br />

Mereka membicarakan tindakan tindakan menangkap tokoh tokoh Boe tong pay, sesudah<br />

mereka kena racun. Saban saban Tan Yoe Liang menyatakan pikiran Soe Hwee Liong selalu<br />

berkata, “Bagus! Bagus!”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1157

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!