20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie menyambutnya dengan tangan kiri. Di ujung anak panah itu yang mata panahnya<br />

sudah dicopotkan, terikat sepucuk surat yang dialamatkannya kepada Thio Kauwcoe pribadi.<br />

Boe Kie segera merobek sampul dan surat itu berbunyi seperti berikut:<br />

Di lapisan kotak emas,<br />

Koyo mustajab sudah tersimpan lama<br />

Di lubang kembang mutiara<br />

Terdapat surat obat<br />

Kedua barang itu sudah lama berada dalam tangan Tuan<br />

Tapi mengapa Tuan begitu bersusah hati?<br />

Karena Tuan tak sudi melihatnya<br />

Dan menyerahkannya kepada seorang budak.<br />

Membaca itu, Boe Kie kaget, girang dan malu. Tanpa menyia-nyiakan waktu, ia<br />

memperhatikan kembang mutiara itu dan coba memutar-mutar setiap mutiara yang tertera di<br />

atasnya. Benar juga salah sebuah dapat diputar, karena bagian bawahnya diperlengkapi<br />

dengan ulir (alur-alur berputar seperti pada sekrup). Boe Kie segera mencopotnya dan ia<br />

mendapat kenyataan, bahwa pada batang kembang yang terbuat daripada emas terdapat<br />

sebuah lubang. Di dalam lubang itu terisi benda yang berwarna putih. Dengan jarum emas, ia<br />

mengorek keluar benda itu selembar kertas amat tipis dengan tulisan yang memberitahukan<br />

nama nama serangga dan kembang beracun yang digunakan dalam Cit ciong Cit hoa ko. Di<br />

samping itu juga terdapat petunjuk cara bagaimana ia harus menolong orang yang kena racun<br />

koyo itu.<br />

Petunjuk yang terakhir sebenarnya tak perlu diberikan. Begitu lekas mengetahui nama-nama<br />

serangga dan kembang yang digunakan, Boe Kie sendiri bisa mengobati. Sesudah melihat,<br />

bahwa petunjuk itu tidak menyimpang dari keharusan, ia jadi girang sekali. Ia sekarang tahu<br />

bahwa Tio Beng tidak main gila. Buru-buru ia masuk ke dalam dan dengan dibantu oleh<br />

beberapa orang, ia segera membuat obat dan memakaikannya di kaki dan tangan kedua<br />

pamannya. Benar saja, dalam waktu kurang lebih satu jam, akibat mengamuknya racun sudah<br />

banyak mereda. Rasa sakit di perut dan warna-warna yang dilihat oleh Jie Thay Giam dan In<br />

Lie Heng mulai menghilang.<br />

Sesudah itu Boe Kie mengambil kotak emas tempat penyimpanan kembang mutiara yang<br />

diberikan kepadanya oleh Tio Beng.<br />

Sesudah meneliti beberapa lama, ia berhasil mendapatkan lapisan rahasia dalam kotak itu dan<br />

pada lapisan itu terdapat koyo yang berwarna hitam. Berbeda dengan koyo racun, koyo sangat<br />

harum baunya. Tapi Boe Kie tak berani berlaku sembrono lagi. Ia menangkap seekor anjing,<br />

mematahkan satu kakinya dan kemudian mengobatinya dengan koyo itu. Pada keesokan<br />

harinya tulang yang patah sudah mulai menyambung.<br />

Berselang tiga hari, racun yang mengeram dalam tubuh Jie Thay Giam dan In Lie Heng sudah<br />

terusir semua dan Boe Kie mulai mengobati dengan Hek giok Toan siok bo. Kali ini tidak<br />

terjadi sesuatu yang diluar dugaan. Koyo ini ternyata sangat mujarab. Kira-kira dua bulan<br />

kedua tangan In Lie Heng sudah bisa bergerak. Tapi Jie Thay Giam yang sudah lumpuh<br />

selama sepuluh tahun tidak bisa sembuh seperti sedia kala. Ia hanya bisa jalan perlahan-lahan<br />

dengan bantuan tongkat. Biar bagaimanapun jua, hal itu sudah merupakah perbaikan yang<br />

tidak diduga-duga.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 921

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!