20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Gin koan Hiat coa, ular darah topi perak. Sepasang ular itu dinamakan Kim gin Hiat coa yaitu<br />

ular darah emas perak.<br />

Sambil menahan napas, Ho Thay Ciong dan murid-muridnya mengawasi kedua binatang itu.<br />

Mereka tahu, bahwa kalau ular-ular itu sampai lari, penyakit Nog kouw sukar disembuhkan<br />

lagi.<br />

Jilid 28_____________<br />

Kedua ular itu saling mendekati dan mengeluarkan lidah mereka, yang bertopi emas menjilat<br />

punggung ular yang bertopi perak, sedang yang bertopi perakpun menjilat punggung yang<br />

bertopi emas. Sambil menunjukkan sikap saling mencintai itu. Perlahan-lahan mereka saling<br />

mendekati lingkaran.Buru2 Boe Kie memasang kedua bumbung bambu dilubang lingkaran<br />

dan dengan tongkat bambu, ia menggebrak buntut Gin-koan Hiat-coa. Sekali berkelebat ular<br />

itu sudah masuk kedalam bumbung. Kim-koan Hiat-coa masuk ikut masuk, tapi karena<br />

bumbung itu kecil, dan hanya memuat seekor ular dia tidak berhasil. Tiba2 ia mengeluarkan<br />

suara nyaring luar biasa. Boe Kie segera mencekal bumbung yang lain dan menggebrak pula<br />

buntut si topi emas yang sekali lompat, sudah masuk ke dalam bumbung. Si bocah lalu<br />

mengambil sumbat kayu dan menyumbat lubang bumbung.<br />

Sedari Kim-gin Hiat-coa keluar, semua orang mengamati dengan menahan nafas dan jantung<br />

berdebar. Sesudah Boe Kie menutup bumbung, barulah barulah mereka bernafas lega.<br />

Coba masak air dan cuci lantai sampai bersih, supaya racun Leng cie lan tidak ketinggalan<br />

kata si bocah. Enam murid perempuan lantas mengiakan dan tak lama kemudian lantai sudah<br />

di cuci dengan air panas.<br />

Sesudah itu, Boe Kie minta supaya semua jendela dan pintu ditutup rapat dan ia minta pula<br />

Toet hong, Beng pan, Thay Hong, Kam co dan beberapa bahan obat lain yang harus digiling<br />

halus dan dicampur kapur.<br />

Campuran ini lalu dimasukkan kedalam bumbung Gin-koan Hiat-coa. Ular itu lantas saja<br />

mengeluarkan suara nyaring, disambut oleh si topi emas. Boe Kie lalu mencabut sumbat<br />

bumbung Kim-koa Hiat-coa yang lantas saja keluar dan jalan memutari bumbung si topi<br />

perak. Dari gerak-geriknya, ia kelihatan dalam kebingungan. Tiba2 ia naik ke atas ranjang dan<br />

menyelinap ke dalam selimut Ngo kouw.<br />

Ho Thay Ciong terkesinap, hampir saja berteriak, tapi Boe Kie keburu mengoyang2kan<br />

tangannya.Sambil tersenyum si bocah menyingkap selimut dan ternyata ular itu sudah<br />

menggigit ujung jeriji kaki Ngo kouw. Dia akan menghisap racun dalam tubuh Hoejin,<br />

katanya dengan paras muka girang.<br />

Makin lama ular itu makin besar dan kira2 semakanan nasi, dia sudah lebih besar berlipat<br />

ganda, sedang topinya bersinar terang. Tak lama kemudian dia turun dari ranjang, dan Boe<br />

Kie lalu mencabut sumbat bumbung Gin-koan Hiat-coa. Si topi emas lantas saja<br />

memuntahkan darah beracun kedalam topi perak.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 519

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!