20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dengan yan cie dna luka itu dibalut dengan sapu tangan yg wangi, maka Boe Kie tak<br />

mendusin bahwa dirinya diakali.<br />

Sebaliknya dr gusar, Tio Beng tertawa berkakakan. “Kau benar2 tak mengenal kebaikan<br />

orang” katanya. “Aku menggunakan itu sebab kuatir kau merasakan kesakitan yg terlalu<br />

berat.”<br />

Boe Kie tak mau meladeni dan uring2an, ia turun kebawah dan masuk kamarnya. Tio Beng<br />

mengikuti. “Thio Kongcoe!” panggilnya. Boe Kie tidak menyahut. Ia pura2 tidur. Si nona<br />

memanggilnya beberapa kali, tapi ia tetap tidak menggubris. “Ah, kalau tahu bakal begini tadi<br />

benar2 menaruh racun dan mengambil jiwa anjingmu!” kata Tio Beng yang mulai hilang<br />

sabarnya.<br />

Boe Kie membuka matanya. “Mengapa kau mengatakan aku tak mengenal kebaikan orang?”<br />

tanyanya. “Coba ceritakan.”<br />

Nona Tio tertawa geli. “Bagaimana kalau keteranganku sangat beralasan dan kau menyetujui<br />

kebenarannya keteranganku itu?” tanyanya.<br />

“Kau memang pintar bicara. Dalam mengadu lidah, aku tak bisa menandingi kau.”<br />

“Ha ha! Sebelum aku membuka mulut, kau sudah mengakui, bahwa maksudku memang<br />

bagus sekali.”<br />

“Fui! Dikolong langit mana ada maksud baik yg diperlihatkan secara begitu? Kau menggigit<br />

tanganku dank au tidak meminta maaf. Itu masih tak apa. Kau bahkan melabur racun. Aku tak<br />

suka menerima maksud baik yg semacam itu.”<br />

“Hm… Thio Boe Kie, kini aku bertanya. Mana yg lebih hebat, apa gigitanmu, atau gigitan mu<br />

pada tangan Kouw nio?”<br />

Paras muka Boe Kie lantas saja berubah merah. “Itulah kejadian lama…. Perlu apa kau<br />

menyebut2 lagi?” katanya.<br />

“Biarpun telah lama, justru aku mau menanya. Jangan kau coba berkelat kelit.”<br />

“Andai kata benar gigitanmu lebih hebat, aku mempunyai alasan untuk berbuat begitu. Ia<br />

mencekal tanganku erat2. ilmu silatku belum bisa menandinginya. Aku berontak, tapi tidak<br />

bisa meloloskan diri. Waktu itu, aku masih kanak2 dan dalam bingungku tanpa merasa aku<br />

telah menggigit tangannya. Tapi kau bukan kanak2 dan akupun tidak mencekal tanganmu<br />

untuk menyeret kau dating di Leng coa to.”<br />

“Heran sekali. Dulu, In Kouwnio mencekal tanganmu untuk memaksa kau datang di Leng coa<br />

to, tp kau menolak keras. Tapi mengapa kini kau datang dipulau ini, tanpa diundang siapapun<br />

jua?”<br />

Sekali lagi paras muka Boe Kie berubah merah. Ia tertawa dan menjawab. “Aku dtg disini<br />

sebab di perintah olehmu!”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1040

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!