20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bukan main rasa terima kasihnya Coei San. Ia tak pernah menduga, bahwa rasa cinta sinona<br />

adalah demikian besar. "So So, sedikitpun aku tidak gusar," bisiknya.<br />

Nona In dongak mengawasi pemuda itu dan berkata pula dengan suara lemah lembut: "Langit<br />

telah mengirim aku keneraka dingin ini, tapi sebaliknya daripada penasaran aku merasa<br />

beruntung sekali. Aku mengharap kita jangan kembali keselatan untuk selama-lamanya. Hm<br />

... Jika kita pulang ke Tiong goan gurumu tentu akan membenci aku, sedang ayah mungkin<br />

sekali akan <strong>membunuh</strong> kau ..."<br />

"Ayahmu ?" menegas Coei San.<br />

"Ya, ayah adalah Peh bie Eng ong In Thian Ceng," jawabnya. "Ia adalah pendiri dan<br />

pemimpin Peh bie kauw."<br />

"Oh, begitu ?" kata Coei San. "So So, kau tak usah takut. Aku pasti akan tetap berada bersama<br />

sama kau. Aku yakin, biarpun ayahmu ganas, ia tentu tidak akan <strong>membunuh</strong> puteri dan<br />

mantunya sendiri."<br />

Mendengar perkataan itu, paras si nona bersinar terang, sedang mukanya bersemu dadu. "Apa<br />

kau bicara setulus hati?" tanyanya.<br />

"So So, biarkan sekarang saja kita terangkap<br />

menjadi suami isteri," kata Coei San.<br />

Mereka lantas saja berlutut dengan berendeng diatas es dan Coei San berkata dengan suara<br />

nyaring : "Raja Langit menjadi aksinya, bahwa hari ini tee coe Thio Coei San terangkap jodoh<br />

menjadi suami isteri dengan In So So. Biarlah senang dan susah bersama-sama dan cinta<br />

mencinta selama-lamanya!"<br />

Jilid 11_______________<br />

Sesudah Coei San si nonapun berdoa perlahan: "Aku mohon supaya Langit melindungi kami<br />

berdua, supaya dari satu ke lain penitisan kami bisa terus menerus menjadi suami isteri." Ia<br />

berdiam sejenak dan kemudian berkata pula: "Andaikata dibelakang hari kami bisa kembali di<br />

Tiong goan, tee coe akan mencuci hati dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dulu. Tee<br />

coe akan bertobat dan bersama-sama suamiku, tee coe akan berusaha untuk melakukan<br />

perbuatan-perbuatan balk. Tee coe tak akan <strong>membunuh</strong> manusia lagi secara sembarangan.<br />

Jika tee coe melanggar sumpah ini, biarlah Langit dan manusia menghukum tee coe."<br />

Coei San girang tak kepalang. Ia tak pernah menduga, bahwa tanpa diminta, sang isteri telah<br />

bertobat dan bersumpah untuk menjadi manusia balk. Sesudah selesai dengan upacara<br />

pernikahan itu, sambil saling mencekal tangan dan duduk berendeng diatas es. Pakaian<br />

mereka basah dan hawa dingin menyerang dengan hebat. Akan tetapi, hati mereka hangat<br />

bagaikan hangatnya muslin semi yang penuh kebahagiaan dan keindahan.<br />

Lewat beberapa lama, baru mereka ingat, bahwa sudah sehari suntuk, perut mereka belum<br />

ditangsal. Kedua senjata Coei San sudah hilang dilaut, tapi So So masih mempunyai pedang<br />

yang tergantung dipinggangnya. Coei San lalu menghunus pedang isterinya, membungkus<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 212

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!