20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sehingga biarpun belum pernah belajar ilmu silat Boe tong secara resmi, ia sudah banyak<br />

mendengar dan melihat. Sesudah memiliki Kian koen tay lo ie sin kang, dengan mudah ia<br />

mengolah segala rupa ilmu silat. Tadi, secara mendadak ia ingat lompatan Tee in ciong dan<br />

waktu menjajalnya, ia berhasil secara wajar.<br />

Pendekar2 Boe Tong, spt Jie Liao Cioe, Boh Seng Kok dan yang lain2, tentu saja mahir dalam<br />

ilmu ringan badan itu. Mereka bisa melayang2 ditengah udara, bagaikan burung. Tapi<br />

melakukan lompatan Tee in ciong sambil menenteng seorang dewasa yg bertubuh besar berat,<br />

adalah diluar kemampuan mereka.<br />

Sementara itu, sambil menahan napas orang2 Siauw Lim Pay mengawasi Goan Im yg berada<br />

dalam tangan Boe Kie. Dengan sekali mengemplang, pemuda itu bisa menghancurkan kepala<br />

si pendeta. Mereka tidak akan keburu menolong sebab Goan Im berada dalam jarak tujuh<br />

delapan tombak. Jalan satu2nya yalah menimpuk dengan senjata rahasia. Tetapi jalan itupun<br />

tak mungkin digunakan, sebab Boe Kie bisa menggunakan tubuh Goan Im sebagai tameng,<br />

sehingga senjata rahasia akan berbalik mencelakai pendeta itu sendiri. Demikianlah,<br />

meskipun didalam barisan Siauw Lim terdapat Kong tie dan Kong Seng yg berkepandaian<br />

tinggi, mereka tidak berdaya.<br />

Dengan mata menyala dan menggertak gigi Boe Kie menggangkat Sian Thung. Hati semua<br />

murid Siauw Lim mencelos, beberapa diantaranya meramkan mata krena tak tega<br />

menyaksikan kebinasaan Goan Im.<br />

Diluar dugaan, tongkat yg sudah terangkat berhenti ditengah udara. Untuk beberapa saat, Boe<br />

Kie mengawasi korbannya dengan paras muka yg sukar dilukiskan. Perlahan lahan<br />

kegusarannya mereda dan perlahan lahan pula ia melepaskan Goan Im dari cekalannya.<br />

Ternyata, pada detik yg sangat genting tiba2 pemuda itu dapat menguasai dirinya. "Begitu<br />

lekas aku bunuh salah seorang dari rombongan enam partai itu, aku bermusuhan dengan<br />

mereka semua dan aku tak dapa memainkan peranan sebagai pendamai lagi." Pikirnya. "Jika<br />

aku gagal, permusuhan hebat ini tidak akan bisa dibereskan lagi."<br />

Jilid 41_____________________<br />

Dengan demikian, aku justru terjerumus ke dalam jebakan yang dipasang oleh binatang Seng<br />

Koen. Sudahlah! Aku harus menelan semua hinaan. Hanya dengan begitu barulah aku bisa<br />

membalas sakit hati kedua orang tuaku dan Gie-hoe.<br />

Sesudah melepaskan Goan im, ia berkata dengan suara perlahan, Matamu bukan dibutakan<br />

oleh Thio Ngo Hiap. Janganlah mendendam begitu hebat. Apalagi sesudah Thio Ngo Hiap<br />

bunuh diri, semua sakit hati sebenarnya sudah harus habis. Taysoe adalah seorang pertapa<br />

yang tentu tahu, bahwa dunia ini penuh dengan kekosongan. Perlu apa Taysoe begitu sakit<br />

hati?<br />

Sesudah lolos dari lubang jarum, Goan im berdiri terpaku dan mengawasi Boe Kie dengan<br />

mata membelalak tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun. Melihat pemuda itu<br />

mengangsurkan sian-thungnya seperti orang linglung ia menyambut dan sesaat kemudian ia<br />

mengundurkan diri dengan menundukkan kepala.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 755

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!