20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Perahu Boe tang dan Khong tong adalah perahu perahu besar dengan tiga layar sehingga<br />

walaupun berdempetan, jarak antara kedua perahu itu, yang dihubungkan dengan papan masih<br />

kira kira dua tombak.<br />

Karena harus bicara dulu dengan So So, See hoa coe jadi ketinggalan dan sesudah semua<br />

orang berada diperahu Tong boen Liang, ia sendiri baru mulai menyeberang. Baru berjalan<br />

beberapa tindak, mendadak ia merasakan kesiuran angin luar biasa dibelakangnya. Meskipun<br />

berangasan dan pendek pikiran, ia berkepandaian tinggi dan berpengalaman luas. In tahu<br />

dirinya dibokong dan begitu memutar badan, tangannya sudah mencekal pedang.<br />

Mendadak, mendadak saja, ia merasa kedua kakinya menjeblos kebawah. Papan<br />

penyeberangan putus jadi dua! Sebisa-bisanya ia berusaha untuk menolong diri, tapi karena<br />

jarak keperahu Khong tong masih agak jauh, maka tanpa ampun lagi ia tercebur kedalam air.<br />

Sial sungguh, ia tidak bisa berenang, sehingga dalam sekejap, ia sudah minum beberapa<br />

ceguk air asin. Selagi ia kebingungan dan memukul serta menendang air dengan tangan dan<br />

kaki,tiba-tiba melayanglah seutas tambang. Cepat cepat ia mencekalnya dan dilain saat, ia<br />

merasa badannya terangkat naik keatas permukaan air.<br />

Ia menengadah dan melihat bahwa yang mengangkatnya adalah Thia Tancoe yang paras<br />

muka nya seperti tertawa, tapi bukan tertawa.<br />

Tak usah dikatakan lagi, itu semua kerjaan So So. Karena mendongkol, diam-diam ia<br />

memerintahkan Hong dan Thia Tancoe "mengerjakan." si berangasan itu. Tigapuluh enam<br />

golok terbang dari Hong Tancoe terkenal dalam kalangan Kang ouw. Golok itu yang tipis dan<br />

tajam luar biasa, jarang meleset dari sasarannya. Selagi So So bicara dengan See hoa coe,<br />

dengan sekali menimpuk, Hoag Tancon telah memotong papan itu dengan hoei to nya dan<br />

meninggalkan sebagaian kecil supaya tidak lantas jatuh kedalan air dan baruakan patah jika<br />

diinjak.Thia Tancoe sendiri siapa sedia deagan seutas tambang, tapi pertolongannya baru<br />

diberikan sesudah See hoa coe minum banyak air.<br />

Wie Soe Nio, Tong Boen Liang dan yang lain lain menyaksikan itu dengan mata membelalak,<br />

tapu mereka tidak dapat segera menolong, karena berada dalam jarak yang agak jauh.<br />

See hoa coe merasa dadanya seperti mau meledak, tapi dalam keadaan tidak berdaya, sedapat<br />

dapatnya ia menahan amarah. Celaka sungguh, baru mengangkat kira kira satu kaki dari<br />

permukaan air, Thia Tancoe berseru. "Toheng," katanya, "jangan kau bergerak. Te<strong>naga</strong>ku<br />

tidak cukup. Jika kau bergerak tambang ini bisa terlepas !"<br />

See hoa coe bingung bukan main. Kalau dilepas, ia bisa celaka, atau sedikitnya bakal minum<br />

lebih banyak air asin.<br />

Tiba tiba Thia Tancoe berteriak: "Hati hati!" Dengan sekali menyentak, tubuh See hoa coe<br />

terayun kebelakang tujuh delapan kaki dan kemudian, ia melemparkan bandulan manusia itu<br />

keperahu seberang.<br />

Begitu kedua kakinya hinggap diatas geladak perahu Khong tong, See hoa coe kalap bahna<br />

gusarnya. Kegusarannya lebih meluap-luap, karena orang-orang Peh bie kauw dengan<br />

serentak bersorak-sorai. Karena pedangnya sendiri sudah hilang didalam air, bagaikan kilat ia<br />

menghunus pedang Wie Soe Nio dan melompat kekepala perahu untuk menerjang musuh.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 276

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!