20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

istimewa tubuh dan kakinya, gerakannya angker sekali sedang bulunya mengkilap seperti<br />

dipoles minyak.<br />

"Bagus benar kuda itu!" memuji Ciok piauw tauw. Ia terdiam sejenak dan kemudian berka ta :<br />

"..Cong pit tauw, apakah kami berbuat sesuatu kesalahan?"<br />

"Bukan, bukan kalian berbuat kesalahan," jawabnya dengan suara duka. "Apa yang diingatkan<br />

adalah kejadian pada duapuluh lima tahun berselang. Waktu itu, sudah dua belas tahun aku<br />

belajar dalam Siauw lim sie dan sudah memenuhi syarat2 sebagai murid yang lulus. Guruku<br />

Goan-hiap Sian soe coba membujuk supaya aku berdiam lagi lima tahun guna belajar lima<br />

Tay kim kong ciang. Tapi sebagai seorang pemuda yang pendek pikiran, aku menganggap,<br />

bahwa kepandaian dimilikiku, sudah cukup untuk aku malang melintang dalam dunia<br />

Kangouw. Maka itu, ditambah lagi dengan rasa tak tahan untuk hidup menderita terlebih lama<br />

didalam kuil, aku sudah menolak bujukan In soe. Hai! Jika pada waktu itu aku belajar lagi<br />

lima tahun, hari ini aku tentu tak akan dihina oleh murid2 oe tong..." Baru berkata sampai<br />

disitu, orang yang menunggang kuda jempolan itu, yang bulunya berwarna hijau putih, sudah<br />

menyandak dan kemudian melewati rombongan piauw hang. Selagi lewat, sipenunggang kuda<br />

melirik Touw Tay Kim dan Ciok Ptauw tauw dengan paras muka heran.<br />

Touw Tay Kim pun mengawasi orang itu yang ternyata adalah seorang pemuda tampan yang<br />

berusia kira2 dua puluh dua tahun dengan paras muka yang angker.<br />

Dilihat sekelebatan ia seorang yang bertubuh kecil lemah tapi sesudah diawasi dalam tubuh<br />

yang kecil itu terdapat gerakan2 yang gesit,lincah dan mantep. Sambil merangkap kedua<br />

tangannya, pemuda itu berseru: "Numpang lewat! Numpang lewat!" Dalam sekejap, kuda itu<br />

sudah kabur didepan rombongan piauw hang.<br />

Sembari mengawasi byangan pemuda itu, Touw Tay Kim bertanya: "Ciok Hian tee,<br />

bagaimana pendapatmu mengenai orang muda itu ?"<br />

"Dia turun dari atas gunung mungkin sekali salah seorang murid Boe tong." jawabnya. Tapi ia<br />

tidak membekal senjata dan badannyapun kelihatan lemah. Bisa jadi juga ia seorang biasa saja<br />

dan bukan murid Boe tong."<br />

Mendadak, pemuda itu memutar tunggangan nya dan balik kembali. Jauh2 ia sudah memberi<br />

hormat seraya berkata: "Maaf ! Siauwtee ingin ajukan satu pertanyaan, harap kalian tidak jadi<br />

gusar."<br />

Mendengar kata2 yang manis itu, Touw Tay Kim segera menahan les dan balas menanya:<br />

"Pertanyaan apa ?"<br />

Seraya melirik bendera ikan gabus yang dicekal oleh seorang pegawai piauw hang, pemuda<br />

itu berkata. "Apakah kalian dari Liong-boen Piauwkiok dikota Lim-an ?"<br />

"Benar," jawab Ciok Piauw tauw.<br />

Boleh aku mendapat tahu she dan nama Sahabat2 yang mulia?" tanya lagi pemuda itu<br />

"Apakah Touw Cong-piauw-tauw baik?"<br />

Ciok-piauw-tauw merasa senang sekali melihat cara2 pemuda itu yang ramah tamah, tapi<br />

karena orang2 Kang-ouw sangat sukar ditebak isi hatinya, maka ia belum berani bicara terus<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 98

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!