20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kouw Tauw Too tidak berhenti sampai disitu dan terus mengirim pukulan2 hebat. Boe Kie<br />

segera mengeluarkan ilmu Kian Koen Tay Lo Ie yg paling tingig dna dengan ilmu tersebut, ia<br />

mengumpulkan te<strong>naga</strong> pukulan2 itu. Kemudian sambil membentak keras, ia balas memukul.<br />

Pukulan it seolah2 air banjir yg memecahkan bendungan. Te<strong>naga</strong> kira2 dua puluh pukulan<br />

Kouw Tauw too yg terkumpul menjadi satu, dilepaskan secara mendadak. Di dalam dunia<br />

belum pernah ada te<strong>naga</strong> pukulan sehebat itu. Jika pukulan itu menimpa tubuh manusia, maka<br />

daging dan tulang pasti bisa hancur luluh.<br />

Sesaat itu kedua telapak tangan menempel dan Kouw Tauw too tidak bisa meloloskan diri<br />

lagi. Tiba2 tangan kiri Boe Kie menjambret dada si pendeta dan melemparkannya keatas,<br />

sehingga tubuh yg tinggi besar itu terbang ke angkasa. Hampir berbareng terdengar suara<br />

keras dan batu2 terbang berhamburan. Pukulan yg sangat dahsyat itu menimpa batu.<br />

Yo Siauw dan Wie It Siauw mengeluarkan teriakan kaget. Semula mereka menduga, bahwa<br />

dalam pertandingan Lwee Kang antara Kauw Coe dan Kouw Tauw Too, keputusan siapa<br />

menang siapa kalah baru bisa didapat sedikitinya dalam waktu seminuman the. Diluar<br />

taksiran, detik yg menentukan tercapai dalam waktu yg begitu cepat.<br />

Sesaat kemudian, dengan keringat membasahi telapak tangannya, Kouw Tauw too sudah<br />

hinggap pula di tanah dengan selamat. Begitu lekas kedua kakinya menyentuh tanah, dengan<br />

kedua tangannya ia membuat gerakan seperti api yg berkobar2 dan sesudah itu, sambil<br />

menaruh tangannya diatas dada dan berlulut ia berkata Siauwjin (aku yg rendah).<br />

Kong Beng Yo soe Hoan Yauw, menghadap Kauwcoe. Siauwjin menghaturkan banyak terima<br />

kasih kepada Kauwcoe yg sudah menaruh belas kasihan, dan meminta maaf untuk segala<br />

kekurang ajaranku.<br />

Bukan main kagetnya Boe Kie. Mimpipun ia tak pernah mimpi, bahwa si gagu Kouw Tauw<br />

too bukan saja bisa bicara, tapi jg Kong beng Yoe Soe dari Beng Kauw yg sudah menghilang<br />

selama banyak tahun. Buru2 ia membangunkannya dan berkata, Hoan Yoe Soe, antara orang<br />

sendiri janganlah menggunakan terlalu banyak peradatan.<br />

Waktu tiba di bukit batu itu, Yo Siauw dan Wie It Siauw sebenarnya sudah menduga duga.<br />

Hanya karena tubuh dan muka Hoan Yauw berubah terlalu banyak, maka mereka belum<br />

berani memastikan. Sesudah Hoan Yauw memperlihatkan ilmu silatnya, dugaan mereka jadi<br />

makin keras. Sekarang dengan serentak mereka mendekat dan mencekal tangan kawan itu<br />

erat2. sambil mengawasi Hoan Yauw dengan air mata berlinang2, Yo Siauw berkata, Saudara<br />

Hoa, siang malam kakakmu memikiri kau.<br />

Hoan Yauw memeluknya. Ia menangis segak2 dan berkata, Taoko kita harus berterima kasih<br />

kepada Tuhan yg sudha mengirim seorang kauwcoe yg berkepandaian tinggi dan bijaksana<br />

kepada kita. Kitapun harus berterima kasih, bahwa hari ini kita bisa bertemu muka lagi.<br />

Saudara, mengapa kau jadi begini? tanya Yo Siauw.<br />

Jika aku tidak merusak muka dan tubuh sendiri, cara bagimana kudapat mengabuli Seng<br />

Koen? jawabnya.<br />

Mendenger keterangan itu, Boe Kie bertiga kaget bercampur duka. Mereka sekarang tahu,<br />

bahwa Hoan Yauw sudah mencaci diri sendiri untuk bisa masuk kedalam kalangan musuh.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 954

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!