20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie lantas saja mengangkat kedua tangannya dan berkata, Kami ingin meneruskan<br />

perjalanan dan kuharap kalian suka menyampaikan hormat Boe Kie kepada gurumu. Sehabis<br />

berkata begitu, ia segera berjalan ke jurusan timur.<br />

Sesudah semua pemimpin Beng Kauw lewat barulah Tong yg menarik pulang barisan Ngo<br />

heng Kie dan mengikuti dari belakang. Murid2 Go Bie tidak berani bergerak. Mereka<br />

mengawasi dengan mata membelak.<br />

Kauw Coe, kata Peng Eng Giok, Menurut pendapatku dalam hal ini mesti terselip sesuatu yg<br />

luar biasa. Sama sekali tak bisa terjadi, bahwa rombongan Biat coat Soethay tidka bertemu<br />

dengan murid2nya. Setiap partai mempunyai tanda rahasia yang selalu digunakan didalam<br />

perjalanan. Mana bisa jadi rombongan Biat coat menghilang dengan begitu saja?<br />

Sambil berjalam mereka bicarakan hal yang luar biasa itu. Semua orang sependapat dengan<br />

Peng Eng Giok. Menghilangnya rombongan Biat coat mencurigakan, apabila jika diingat,<br />

bahwa Lie Thian Kiam telah jatuh kedalam tangan seorang hoan ceng. Dilihat dari sudut ini,<br />

mungkin sekali rombongan itu menemui bencana. Diam2 Boe Kie berkuatir. Ia berkuatir akan<br />

keselamatannya Cioe Cie Jiak, tapi ia tentu saja tidak mengutarakan perasaannya itu kepada<br />

orang lain.<br />

Pada magrib, selagi enak jalan, sekonyong2 Swee Poet Tek berkata. Eeh!.... disini ada sesuatu<br />

yang luar biasa Ia berlari2 kearah serentetan pohon2 kate dan mengawasi bumi. Ia<br />

mencangkul dari tangan seorang pengikut dan menggali tanah. Tak lama kemudian, didalam<br />

lubang terlihat sesosok mayat yg sudah rusak, tapi dari pakaiannya dapat dikenali, bahwa<br />

mayat itu adalah mayat seorang murid Koen Loen Pay. Beberapa anggota Beng Kauw lantas<br />

saja bantu menggali dan belakangan ternyata, bahwa didalam lubang terdapat belasan mayat<br />

semuanya murid2 Koen Loen yang mati dengan luka2. Swee Poet Tek segera memerintahkan<br />

sejumlah anggota Beng Kauw menguburkan kembali mayat2 itu secara baik2.<br />

Semua orang saling mengawasi dengan sorot mata menanya. Didalam hati mereka rata2<br />

muncul sebuah pertanyaan. Siapa yang melakukan itu?<br />

Kalau urusan ini tidak diselidiki sampai ke dasarnya, segala kedosaan pasti akan ditimpakan<br />

keatas kepada Beng Kauw, kata Peng Eng Giok.<br />

Semua pemimpin Beng Kauw, kecuali Boe Kie sendiri, adalah orang2 yang berpengalaman.<br />

Mereka mengerti bahwa disebelah depan bersembunyi musuh2 yang bukan saja<br />

berkepandaian tinggi, tp jg kejam dan banyak akal busuknya. Mereka tahu, bahwa musuh<br />

semacam itu tak mudah dilawan.<br />

Saudara2 dengarlah! kata Swee Poet Tek. Kalau kita diserang dengan golok dan tombak<br />

terang, dibawah pimpinan Kauw Coe, biarpun kita tidak bisa mengatakan bahwa kita tidak<br />

pernah akan menemui tandingan didalam dunia, akan tetapi, anak panah gelap suka ditangkis.<br />

Maka itu, mulai sekarang, baik waktu makan maupun waktu berjalan atau mengaso, kita harus<br />

berlaku hati2 untuk menjaga bokongan musuh.<br />

Semua orang manggut2 kan kepalanya.<br />

Mereka lalu melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, sang surya mulai selam kebarat dan<br />

cuaca perlahan2 berubah gelap. Baru saja mereka mau mencari tempat untuk mengaso,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 837

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!