20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Aku sendiri tidak setuju,” kata Boe Kie. “Pertama kalau kita bubar Tat coe akan mengatakan<br />

bahwa kita tkut terhadap mereka. Kedua bagaimana dengan para suhu yang berdia dikuil ini?”<br />

Kong boen tersenyum. “Kalau tentara Goan lihat bahwa yang berada disini hanya para<br />

pendeta2 dan bukan orang2 kangouw, mereka tentu tak akan berbuat apa2,” katanya.<br />

Semua orang mengerti bahwa Kong boen berkata begitu karena tidak mau merembet orang.<br />

Para tamu datang atas undangan Siauw Lim Sie. Kong Boen tak mau mereka mengorbankan<br />

jiwa karea gara2 orang Siauw Lim Sie. Tapi orang2 yg berada disitu adalah laki2 sejati. Mana<br />

bisa mereka mundur dalam menghadapi musuh?<br />

“Dihadapan Hong thio dan para enghiong aku yang rendah sebenarnya tidak boleh banyak<br />

mulut,” kata Yo Siauw. Pada hakekatnya setiap orang yang berada disini mempunyai<br />

kewajiban untuk melawan musuh menurut pikiranku kita sebaiknya mencari daya untuk<br />

memancing Tat coe dimana bisa menggempur mereka. Sedapat mungkin janganlah kuil yang<br />

bersejarah ini dijadikan medang perang.”<br />

Semua orang lantas saja menyetujui usul itu.<br />

Tiba2 diluar terdengar suara kaki kuda yang dikaburkan secepat2nya dan kemudian berhenti<br />

didepan kuil. Beberapa saat kemudian masuk dua partai dengan diantara oleh seorang Tie Kek<br />

Ceng. Dari pakaiannya mereka ternyata anggota Beng Kauw.<br />

Sesudah memberi hormat, salah seorang berkata, “Melaporkan kepada Kauw coe, bahwa<br />

pasukan depan Tat coe yang berjumlah lima ribu orang sedang menerjang ke Siauw Lim Sie.<br />

Mereka mengatakan bahwa para suhu mengumpulkan orang untuk melakukan<br />

pemberontakan. Mereka sesumbar mau injak Siauw Lim sie sampai jadi bumi rata dan mereka<br />

mau membinasakan setiap kepala.” Ia berhenti ditengah jalan.<br />

Kong Boen tersenyum. “Kau mau mengatakan kepada gundul bukan?” tanyanya. “Tak usah<br />

ragu2. Katakanlah segala perkataan yang harus dikatakan.”<br />

Orang itu mengangguk. “Disepanjang jalan kami mendapat kenyataan bahwa sudah banyak<br />

pendeta yang dibinasakan Tat coe,” katanya pula. “Tat coe mengatakan begini, ‘kepala gundul<br />

bukan orang baik.’ Siapa yang membawa senjata harus dibunuh. Itulah pendirian pasukan<br />

latcoe.”<br />

Semua orang meluap darahnya. Banyak yang lantas berteriak2 dan mengusulkan turun<br />

gunung untuk menggempur musuh. Semenjak orang Mongol berkuasa di Tiongkok pencinta2<br />

negeri diseluruh Rimba persilatan memang menganggap penjajah sebagai musuh dan dalam<br />

cara2nya sendiri berusaha untuk mengusir penjajah. Gerakan Beng Kauw merupakan sebuah<br />

usaha mereka.<br />

Melihat besi sedang panas, Boe Kie segera berkata dengan suara lantang. “Saudara saudara!<br />

Hari ini merupakan kesempatan yang paling baik untuk memperlihatkan bahwa laki2 sejati<br />

yang bisa berkurban demi kepentingan negara. Nama Siauw Lim Eng hiong tay hwee akan<br />

tercatat dalam buku sejarah dan akan diingat orang untuk selama2nya.”<br />

Pidato bersemangat itu disambut dengan sorak sorai gegap gempita.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1400

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!