20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dealam keadaan setengah lupa si nona melihat seorang lelaki berkumis memeluk dirinya.<br />

Secara wajar Ia menolak keras dengan kedua tangannya. Begitu menggunakan te<strong>naga</strong>, ia<br />

memuntahkan darah.<br />

Boe Kie lantas saja mengerti mengapa In Lee menolak dirinya. Buru2 ia mengusap mukanya<br />

beberapa kali untuk mencopot kumis palsu dan penyamarannya.<br />

Di lain saat nona In mengawasi dengan mata membelak. “A Goe koko, apa kau?” tanyanya<br />

dengan suara parau.<br />

“Benar aku!” jawabnya.<br />

Hati si nona lega dan ia pingsan. Karena lukanya sangat berat, Boe Kie tidak berani mencabut<br />

senjata rahasia yg menancap dan hanya menotok beberapa jalan darah untuk melindungi<br />

bagian2 terpenting dari tubuh In Lee.<br />

“Dua kali tuan menolong Cia Soen dan Cia Soen takkan melupakan budi yg sangat besar itu,”<br />

kata Kim mo Say ong.<br />

Mata Boe Kie lantas saja mengembeng air. “Gie… mengapa…” katanya.<br />

Sesaat itu, ditempat jauh mendadak terdengar suara “tring!” Suara itu aneh. Perlahan tapi<br />

merdu dan menusuk kuping. Mendengar suara itu, jantung Kim hoa, Cia Soen dan Boe Kie<br />

melonjak, seolah2 mendengar halilintar yg dahsyat. Mereka bertiga adalah orang yg memiliki<br />

lwee kang yg tinggi. Kioe yang sin kang Boe Kie dapat dikatakan sudah sempurna dan ia<br />

tidak bisa dilanggar lagi oleh segala kekotoran. Tapi heran, suara itu dapat menggetarkan<br />

jantungnya. Ia bahkan merasa dirinya terombang ambing di angkasa. Itulah kejadian yg<br />

benar2 luar biasa.<br />

Di lain detik, suara itu terdengar pula, lebih dekat bberapa puluh tombak. Dalam sedetik suara<br />

itu sudah berpindah sedemikian jauh. Sungguh hebat!<br />

Tapi suara kedua berbeda dari yg pertama. Suara itu halus lemah lembut. Bagaikan bisikan<br />

seorang bercintaan di tengah malam yg sunyi seolah2 tiupan angin yg silir. Akan tetapi<br />

biarpun begitu, suara itu seperti membetot nyawa.<br />

Boe Kie mengerti, bahwa ia sedang menghadapi seorang manusia luar biasa. Sambil memeluk<br />

In Lee, ia berdidi tegak siap sedia untuk menyambut setiap serangan.<br />

Sekonyong2 terdengar “tang!” yang sangat hebat, yg berkumandang diseluruh lembah.<br />

Jilid 58_________________<br />

Hampir bersamaan muncul tiga orang, semua mengenakan jubah putih. Dua diantaranya<br />

bertubuh jangkung sedang yang di sebelah kiri seorang wanita. Mereka berdiri dengan<br />

membelakangi rembulan sehingga Boe Kie tidak bisa melihat muka mereka. Tapi tak bisa<br />

salah lagi mereka adalah anggota Beng-kauw, karena pada ujung jubah mereka tersulam<br />

sebuah obor.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1056

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!