20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dengan suara menyesal, aku mau pergi sekarang. Aku mengakui, bahwa aku sudah berbuat<br />

kedosaan terhadapmu dan kuharap kau suka memaafkan. Sehabis berkata begitu, dengan<br />

menggunakan ilmu Pek houw Yoe ciang ia merayap ke atas. Setibanya di mulut lubang<br />

sambil menendang pinggiran jebakan sehingga badannya lantas saja melesat ke atas, ia<br />

mengibaskan kedua tangan bajunya untuk menjaga bokongan. Sebelum kakinya hinggap di<br />

bumi, ia menyapu seputar Soe kok dengan kedua matanya, tapi disitu tidak kelihatan<br />

bayangan manusia.<br />

Tanpa menyia-nyiakan waktu lagi ia melompati tembok dan dengan menggunakan ilmu<br />

ringan badan, menuju ke tempat berkumpulnya rombongan Beng Kauw. Karena terjebak, ia<br />

sudah terlambat kira-kira satu jam. Apa In Thian Ceng dan yang lain-lain masih bisa<br />

ditolong? Dengan penuh rasa kuatir, ia berlari-lari sekeras-kerasnya dan dalam beberapa saat,<br />

ia sudah hampir tiba di tempat yang dituju.<br />

Mendadak hatinya mencelos. Bukan main kagetnya sebab ia lihat sepasukan serdadu Mongol<br />

berkuda sudah mengurung rombongan Beng kauw dan melepaskan anak panah. Celaka ia<br />

mengelak dan mempercepat tindakannya.<br />

Sekonyong-konyong di tengah rombongan Beng kauw terdengar suara seorang wanita yang<br />

sangat nyaring. Swi-kim kie menyerang dari timur laut! Ang soe kie mengurung ke barat<br />

daya.<br />

Itulah suara Siauw Ciauw! Hampir berbareng dengan komando itu, pasukan Beng kauw yang<br />

membawa bendera putih yang menerjang dari timur laut dan sepasukan lain yang membawa<br />

bendera hitam mengurung ke barat daya. Barisan Goan segera dipecah untuk menahan kedua<br />

pasukan itu. Mendadak Houw toaw kie yang membawa bendera kuning dan Kie kok kie yang<br />

membawa bendera hijau menyerang dari tengah. Mereka menerjang bagaikan sepasang <strong>naga</strong><br />

yang kuning yang lain hijau. Barisan Goan lantas saja terpukul pecah dan terpaksa mundur.<br />

Dengan beberapa kali lompatan, Boe Kie sudah berada di antara orang-orangnya sendiri.<br />

Melihat pemimpin mereka, para anggota Beng kauw terbangun semangatnya. In Thian Ceng,<br />

Yo Siauw dan yang lain-lain masih tetap bersila di tempat tadi, sedang Siauw Ciauw<br />

memimpin gerakan-gerakan Ngo heng kie dan Peh bie dengan berdiri di atas bukit kecil dan<br />

sebelah tangannya memegang bendera. Di bawah pimpinan si nona yang menggerakkan<br />

keenam bendera menurut ilmu Kie boen Pat kwa, serangan-serangan barisan Goan selalu<br />

dapat dipukul mundur.<br />

Thio Kongcoe, gantikan aku, kata Siauw Ciauw dengan suara girang.<br />

Pimpin terus! jawab Boe Kie. Aku akan coba membekuk pemimpin barisan musuh. Tiba-tiba<br />

beberapa batangan panah menyambar ke arahnya. Dengan cepat ia menjambret sebatang<br />

tombak dari tangan seorang anggota Beng kauw dan memukul jatuh semua anak panah itu.<br />

Sesudah itu, sambil mengerahkan Sin kang ia menimpuk dengan tombaknya yang amblas di<br />

dada seorang Peh hoe thio. Sejumlah serdadu yang mengiring Peh hoe thio itu jadi ketakutan<br />

dan mundur serabutan.<br />

Se-konyong2 dari kejauhan terdengar bunyi terompet tanduk, disusul dengan munculnya<br />

belasan penunggang kuda yang mendatangi dengan cepat. Boe Kie yang bermata paling jeli<br />

lantas saja mengenali bahwa dalam rombongan itu terdapat Sio Cian Pat hiong. Ia kaget dan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 858

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!