20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Alangkah baiknya jika kita dapat mencuci dengan air," kata So So. "Hanya sayang kita tak<br />

punya tahang."<br />

Sesudah memikir sejenak, Coei San berkata: "Ada jalan," Buru-buru ia mendaki gunung dan<br />

mengambil beberapa balok es yang lalu ditaruh dibatu-batu yang agak tinggi dalam guha itu.<br />

"Ngoko, lihay sungguh otakmu!" memuji sang isteri sambil menepuk-nepuk tangan.<br />

Tak lama kemudian, balokan es itu mulai melumer dan airnya mangalir kebawah, sehingga<br />

guha itu seolah-olah disiram.<br />

Sedang suaminya mencuci guha, dengan menggunakan pedang bengkok, So So memotong<br />

daging biruang yang kemudian ditumpuk menjadi satu. Walaupun dipulau itu terdapat gunung<br />

berapi tapi karena berada dalam wilayah Kutub Utara, maka hawanya masih sangat dingin.<br />

Maka itu, sesudah diuruk dengan potongan-potongan es, daging itu rasanya tak akan rusak<br />

dalam tempo lama.<br />

Sesudah selesai bekerja, So So menghela napas seraya berkata: "Manusia selalu merasa tidak<br />

puas. Jika sekarang kita dapat menyalakau api dan membakar telapak kaki biruang, kita akan<br />

dapat mencicipi makanan yang sungguh luar biasa."<br />

(Telapak kaki biruang semenjak jaman purba sudah diakui sebagai salah satu makanan yang<br />

paling enak).<br />

"Api ada, hanya terlalu besar," kata Coei San sambil mengawasi asap yang mengepul dari<br />

gunung berapi. "Perlahan-lahan kita harus berdaya untuk mengambil api itu."<br />

Malam itu mereka makan otak biruang dan tidur diatas pohon.<br />

Pada esokan paginya, baru saja membuka mata, So So sudah berteriak : "Aduh! Wangi<br />

sungguh !" Ia melompat turun dari pohon dan mendapat tahu, bahwa bau wangi itu darang<br />

dari dalam guha.<br />

Bersama suaminya, ia berlari-lari kedalam guha, dimana terdapat tumpukan-tumpukan bunga<br />

yang tengah dilontarkan kian kemari oleh sikera sambil melompat-lompat, So So yang sangat<br />

suka akan bunga jadi girang bukan main dan mengawasi lagak kera itu sambil menepuk<br />

nepuk tangan.<br />

Coei San. "Aku hendak bicarakan serupa soal<br />

denganmu."<br />

Melihat paras suaminya yang bersungguh-sungguh<br />

ia agak terkejut. "Ada apa?" tanyanya.<br />

"Aku ingin berdamai bagaimana kita bisa mendapatkan api." jawabnya,<br />

"Ah, orang edan kau!" bentak stag isteri seraya tertawa . "Kukira ada urusan penting. Ambil<br />

api!<br />

Aku setuju. Lekas beritahukan rencanamu."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 220

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!