20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sementara itu, So So memikir dari yang lain. Disatu pihak ia mendongkol terhadap puteranya,<br />

tapi dilain pihak ia ingat, bahwa anak itu belum mengerti kejustaan dan rasa cintanya terhadap<br />

Cia Soen tak dapat diukur dalamnya. Maka itu, bahwa dia menangis dan membantah<br />

pernyataan orang tentang kematian ayah angkatnya adalah hal yang sangat dapat dimengerti.<br />

Memi kirbegitu, ia merasa menyesal sudah menggaploknya begitu keras dan lalu memeluk<br />

Boe Kie sambil mengusap-usap pipi sibocah.<br />

"Ibu. Giehoe tidak mati, bukan?" bisik Boe Kie dikuping ibunya.<br />

"Tidak, tidak mati, aku hanya mempedayai mereka," jawab sang ibu "Mereka adalah orang<br />

orang jahat yang ingin mencelakakan Giehoemu."<br />

Boe Kie tersadar. Dengan mata gusar, ia me nyapu Jie Lian Coei dan semua orang yang<br />

berada disitu, Mulai hari itu, kedua kakinya menginjak dunia Kangouw dan mulai saat itu, ia<br />

mengerti akan kekejaman manusia.<br />

Beberapa saat kemudian, orang-orang Khongtong dan Go bie masing-masing pihak berjumlah<br />

enam tujuh orang sudah masuk kegubuk perahu. Pemimpin rombongan Khong tong adalah<br />

Kat-ie Loojin, seorang tua yang bertubuh kurus kering, sedang kepala rombongan Go bie<br />

adalab seorang Niekouw (pendata wanita) setengah tua. Melihat Lie Thian Hoan dan kawankawannya,<br />

mereka kaget dan heran.<br />

"Tong Samko! Ceng hie Soe thay!" teriak See hoa coe. "Boe tong pay dan Peh bie kauw<br />

sudah bergandengan tangan. "Kali ini kita rugi besar."<br />

Orang yang dipanggil "Tong Samko" adalah Kat-ie Loojin Tong Boe Liang, salah seorang<br />

dari Khong thong ngoo loo, sedang Ceng hie<br />

Soethay yalah murid turunan keempat dari Go bie pay dan dalam Rimba Persilatan, pendeta<br />

wanita itu mempunyai nama yang cukup besar.<br />

Mendengar teriakan See hoa coe, mereka tercengangang, Ceng hie Soethay yang berpikiran<br />

panjang dan mengenal adat See hoa coe tidak mau lantas percaya. tapi Tong Boen Liang<br />

lantas saja naik darahnya, "Jie Jie hiap, apakah benar begitu?" tanyanya dengan suara keras.<br />

Sebelum Jie Lian Cioe keburu menjawab, See hoa coe sudah mendahului: "Boe tong pay dan<br />

Peh bie kauw sudah jadi cinkee (besan). Thio Coei San, Thio ngohiap, sudah menjadi<br />

menantu In Toakauwcoe..."<br />

"Thio Ngohiap yang sudah menghilang sepuluh tahun yang lalu?" tanya Tong Boen Liang<br />

dengan heran.<br />

"Benar, itulah adikku Coei San," jawab Lian Cioe seraya menunjuk Ngohiap. "Ngotee, inilah<br />

Tong Boen Liang, Tong Samya, seorang Cianpwee dari Khong tong pay."<br />

Boe Liang dan Coei San saling membungkuk dan mengucapkan kata-kata merendahkan diri.<br />

See hoa coe yang sudah tak dapat menahan sabar lagi, lantas saja berkata pula: "Thio Ngo<br />

hiap dan In Kauwnio tahu tempat persembunyiannya Kim mo Say ong Cia Soen, tapi mereka<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 273

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!