20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Semua orang melihat bahwa dua pukulan itu disertai dengan Lweekang yang sangat tinggi.<br />

Tapi begitu menyentuh tubuh si pemuda, semua te<strong>naga</strong> dalam amblas bagaikan batu yang<br />

masuk ke dalam lautan.<br />

Siang Keng Cie tahu bahwa dengan kedudukannya yang tinggi, dalam pembokongannya yang<br />

pertama saja, ia sudah melakukan perbuatan tak pantas. Tapi bokongan pertama itu bisa<br />

dimengerti dan dimaafkan. Orang bisa menganggap ia berbuat begitu sebab terlalu gusar<br />

karena partainya dihina orang. Tapi pembokongan yang kedua merupakan perbuatan hina dan<br />

yang tak bisa dibela dengan cara apapun juga.<br />

Waktu memukul ia percaya bahwa Boe Kie akan binasa dengan pukulan itu. Kalau pemuda<br />

itu dapat dibinasakan maka menurut jalan pemikirannya ia telah berjasa terhadap keenam<br />

partai dalam menyingkirkan seorang pengacau. Mungkin orang akan mencela dia tapi dia bisa<br />

menebus ketidak layakan itu dengan jasanya.<br />

Betapa kagetnya karena bokongannya tidak berhasil, dapatlah dibayangkan sendiri.<br />

Bagaimana rasanya badan Cianpwee? tanya Boe Kie kepada Cong Wie Hiap.<br />

Si tua kelihatan terkejut. Sesaat kemudian ia mengangkat tangannya dan berkata dengan suara<br />

jengah. Terima kasih atas budi Can-heng yang sudah membalas kejahatan dengan kebaikan,<br />

sungguh-sungguh aku merasa malu dan berterima kasih tidak habisnya.<br />

Pengakuan itu mengejutkan semua orang.<br />

Ternyata waktu menerima tiga pukulan, Boe Kie telah mengirim Kioe-yang Cin-khie<br />

disalurkan ke dalam tubuh si tua. Meskipun pengiriman hawa tulen itu hanya dilakukan dalam<br />

waktu sedetik tapi karena Kioe-yang Cin-khie berte<strong>naga</strong> dahsyat maka Cong Wie Hiap sudah<br />

mendapat keuntungan yang tidak kecil. Jika dalam pukulan ketiga Siang Keng Cie tidak<br />

mengadu tinju maka keuntungan yang didapat olehnya akan lebih besar lagi.<br />

Pujian Cianpwee yang begitu tinggi tak dapat diterima olehku, kata pemuda itu dengan suara<br />

merendah. Barusan Kie keng Pat meh (pembuluh darah) Cianpwee telah mendapat sedikit<br />

bantuan dan sebaiknya Cianpwee mengaso sambil mengerahkan hawa. Dengan demikian<br />

racun yang berkumpul dalam tubuh sebagai akibat latihan Cit siang koen akan dapat<br />

disingkirkan dalam waktu dua atau tiga tahun.<br />

Cong Wie Hiap yang tahu penyakitnya sendiri buru-buru menyoja dan berkata, Terima kasih,<br />

banyak-banyak terima kasih.<br />

Boe Kie berjongkok dan menyambung tulang Tong Boen Liang. Seraya menengok ke Siang<br />

Keng Cie, ia berkata, Berikanlah koyo Hwee-yang Giok-liong kepadaku.<br />

Siang Keng Cie segera menyerahkan apa yang dipintanya.<br />

Cobalah Cianpwee minta Sam hong Po la wan dari Boe tong-pay dan bubuk Giok Cin-san<br />

dari Hwa san-pay, kata Boe Kie pula.<br />

Permintaan itu lantas dituruti.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 760

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!