20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Sesudah itu, dengan sakit hati yang makin lama makin mendalam dan kegusaran yang<br />

meluap-luap, aku lalu mengamuk. Aku memperkosa wanita, merampok, <strong>membunuh</strong> dan<br />

membakar rumah. Setiap kali bekerja, aku selalu meninggal kan nama guruku !"<br />

"Ah!" Coei San dan So So mengeluarkan seruan kaget dengan berbareng.<br />

"Apa kau tahu siapa guruku?" tanya Cia Soen. So So manggat-mangaut kepalanya seraya<br />

berkata: "Kalau, begitu, Toako adalah murid Hoen goan Pek lek chioe Seng Koen." (Hoen<br />

goan Pek lek chioe - si tangan geledek).<br />

Ternyata pada belasan tahun berselang didalam Rimba Persilatan mendadak terjadi<br />

gelombang yang sangat hebat. Dalam tempo setengah tahun, dari Liao tong sampai di<br />

Lenglam dengan beruntun-runtun terjadi peristiwa-peristiwa besar. Tiga puluh lebih orangorang<br />

gagah kenamaan telah dibunuh dan si pembunuh meninggalkan nama Hoen goan Pek<br />

lek chioe Seng Koen. Orang yang dibunuh, kalau bukan Ciang boenjin suatu partay, tentulah<br />

juga seorang gagah yang mempunyai pergaulan luas.<br />

Seluruh Rimba Persilatan telah mengerahkan te<strong>naga</strong> untuk menyelidiki pembunuhan itu dan<br />

atas perintah guru mereka. Boe tong Cit hiap turun gunung untuk membantu, tapi sesudah<br />

membuang banyak tempo dan te<strong>naga</strong>, meraka tetap tidak berhasil dalam usahanya. Tak<br />

seorangpun tahu, siapa pembunuh yang kejam itu. Semua orang mengerti bahwa ada seorang<br />

yang sengaja mau mencelaka kan Seng Koen, karena sebegitu jauh Seng Koen dikenal<br />

sebagai manusia baik-baik dan beberapa orang yang telah dibinasakan, adalah sahabat-sahabat<br />

baiknya.<br />

Orang satu satunya yang mungkin tahu siapa, pembunuh itu, adalah Seng Koen sendiri. Tapi<br />

jago itu mendadak menghilang tanpa meninggalkan bekassehingga, biarpun semua orang<br />

gagah dalam dunia Persilatan ingin membantu, mereka tidak berdaya sebab tidak tahu siapa<br />

penjahatnya.<br />

Sekarang, sesudah mendengar pengakuan Cia Soen barulah Coei San dan So So mengetahui<br />

latar belakang dari kejadian-kejadian yang hebat itu.<br />

Sesudah berdiam beberapa saat, Cia Soen melanjutkan penuturannya: "Kau harus tahu, bahwa<br />

tujuan dari sepak terjangku itu adalah untuk memaksa keluarnya Seng Koen. Dengan dicari<br />

oleh ribuan atau sedikitnya ratusan orang, menurut dugaanku, ia pasti akan dapat ditemukan."<br />

"Tipu Toako memang sangat bagus," kata So So. "Akan tetapi sungguh kasihan orang-orang<br />

itu yang sudah dibunuh tanpa berdosa."<br />

"Hm! Apakah kau tidak merasa kasihan terhadap orang tua dan anak istriku yang juga sudah<br />

dibunuh tanpa berdosa!" tanya Cia Soen dengan suara getir. "Dulu kulihat kau seorang yang<br />

sangat polos terbuka. Tetapi sesudah menikah sepuluh tahun dengan Ngote, kau jadi bawel<br />

seperti nenek tua,"<br />

So So melirik suaminya sambil bersenyum, "Toako, bagaimana buntutnya? Apa kau berhasil<br />

mencari Seng Koen?" tanyanya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 240

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!