20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Jangan campur-campur urusan orang tua !" bentak sang ibu "Yang sudah mati adalah Cia<br />

Soen, si penjahat jahat, bukan Giehoemu."<br />

Boe Kie bingung, tapi ia tidak berani membuka rnulut lagi.<br />

See hoa coe tertawa dingin. "Saudara kecil," katanya kepada Boe Kie. "Cia Soen ayah<br />

angkatmu bukan? Dimana dia sekarang ?"<br />

Si bocah mengawasi muka kedua orang tuanya. Sekarang ia mengerti, bahwa perkataan yang<br />

tadi dikeluarkanuya mempunvai arti yang sangat penting. Ia menggelengkan kepala seraya<br />

menjawab: "Tidak, aku akan beritahukan kau." Dengan tidak sengaja, jawaban itu merupakan<br />

bukti yang lebih kuat, bahwa Cia Soen sebenarnya belum mati .<br />

Sambil mengawasi Coei San dengan mata men delik, See hoa coe membentak: "Thio<br />

Ngohiap! Apa benar In Kouwnio isterimu ?"<br />

"Benar, dia isteriku!" jawabnya dengan suara nyaring.<br />

"Dua orang murid partai kami telah celaka dalam tangan isterimu." kata pula See hoa coe<br />

sambil menahan amarah. "Mereka mati tidak, hidup pun tidak. Bagaimana kita harus<br />

memperhitung kan perhitungan ini ?"<br />

Coei San dan So So terkejut.<br />

"Jangan ngaco!" bentak nyonya muda itu.<br />

"Dalam hal ini mungkin terselip salah mengerti," kata Coei San, "Sudah sepuluh tahun karni<br />

berdua meninggalkan wilayah Tionggoan. Cara bagai man kami bisa mencelakakan murid<br />

partai kalian"'<br />

"Huh huh! " See hoa coe menggeram. "Memang.....memang Ko Cek Seng dan Chio Tauw<br />

sudah menderita lebih dari sepuluh tahun lamanya."<br />

"Ko Cek Seng dan Chio Tauw ?" menegas So So.<br />

"Apa Thio Hoejin masih ingat kedua orang itu?" ejek See hoa coe. "Aku kuatir kau sudah<br />

tidak ingat lagi karena kau telah <strong>membunuh</strong> ter lalu banyak manusia."<br />

"Mengapa mereka?" bentak So So. "Mengapa kau menuduh aku secara membuta tuli ?"<br />

"Menuduh membuta tuli! Membuta tuli...!" teriak Soe hoa coe. "Ha ha ha ! .... Mereka se<br />

karang sudah jadi gila..... sudah hilang ingatan.. Tapi mereka masih ingat namanya satu<br />

manusia. Mereka masih ingat, bahwa yang mencelakakan mereka adalah In So So!" Seraya<br />

mengatakan begitu, ia menatap wajah nyonya Coei San dengan mata beringas.<br />

"Tutup mulutmu !" bentak Hong Tancoe. "Kau tidak berhak untuk menyebutkan nama<br />

terhormat dari Hiocoe Cie wie tong kami. Apakah kau tidak tahu adat-istiadat Rimba<br />

Persilatan? Cian pwee apa kau ? Thia Hiantee, apakah dalam dunia ini ada hal yang lebih<br />

memalukan dari pada itu?"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 270

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!