20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie. Apa yang diketahui orang hanyalah, bahwa Cie Jiak sudah merobohkan tiga tokoh<br />

kelas utama dalam Rimba persilatan, sehingga oleh karenanya orang2 yang semula masih<br />

ingin mengukur te<strong>naga</strong> sudah mengurungkan niatnya.<br />

Sesudah Cie Jiak menunggu beberapa lama lagi si pendeta tua dari Tat mo tong maju ke<br />

depan dan berkata seraya merangkap kedua tangannya. "Song Hoejin, Ciang boen jin Go bie<br />

pay memiliki ilmu silat nomor satu dikolong langit. Siapa yang tidak mufakat?" Ia<br />

mengajukan pertanyaan itu tiga kali beruntun, tanpa mendapat tantangan. "Kalau begitu,” kata<br />

si pendeta akhirnya. "Sesuai dengan persetujuan yang sudah dicapai, Kim mo Say ong Cia<br />

Soen diserahkan kepada pertimbangan Song Hujin. Selain itu, siapapun juga yang sekarang<br />

memegang To liong to harus menyerahkan kepada Song Hujin. Hal ini sudah disetujui oleh<br />

segenap orang gagah dan tidak dapat dibantah lagi."<br />

Ketika sipendeta bicara, Boe Kie sedang mengerahkan Kioe yang Cin kie dan seantero<br />

semangat pikirannya berada dalam suatu "kekosongan." Mendadak kupingnya menangkap<br />

kata-kata Kim mo Say ong Cia Soen diserahkan kepada pertimbangan Song Hoejin. Ia<br />

terkejut hampir ia muntah darah lagi. Tio Beng yang terus berwaspada lihat perubahan pada<br />

paras muka pemuda itu dan ia mengerti sebab musababnya. "Kita boleh merasa girang apa<br />

bila Giehoe diserahkan kepada pertimbangan Cioe Cie<br />

cie. Ia tak tega membinasakan kau dan ini membuktikan bahwa ia masih mencintai kau. Ia<br />

masih mengharap pemulihan hubungan dengan kau dan ia pasti tidak akan mencelakai<br />

Giehoe. Legakanlah hatimu," Boe Kie menyetujui pendapat itu dan ketenangannya pulih.<br />

Sementara itu matahari sudah menyelam kebarat dan seluruh lapangan mulai diliputi dengan<br />

kegelapan malam.<br />

"Kim mo say ong Cia soen dipenjarakan di belakang gunung," kata pula sipendeta Tatmo<br />

tong. "Lantaran sekarang sudah malam dan kalian sudah lapar, maka besok tengah hari saja<br />

kita berkumpul lagi disini dan loolap akan mengantar Song Hojein kepenjara untuk<br />

melepaskan Cia Soen. Besok kita akan menyaksikan ilmu silat Song Hoejin yang tiada<br />

tandingannya dikolong langit.<br />

Boe Kie,Yo Siauw dan Hoan Yauw mengawasi Tio Beng. Didalam hati, mereka memuji<br />

tebakan si nona yang sangat jitu. Serombongan pendeta Siauw lim itu ternyata sudah<br />

menetapkan tipu untuk mencelakai jago-jago nomer satu.<br />

Biarpun berkepandaian tinggi, Cie Jiak tentu tak bisa melawan Touw ok bertiga. Mungkin<br />

sekali nyonya muda itu akan membuang jiwa dalam pertempuran.<br />

Sementara itu Cie Jiak kembali ke gubuk Go bie pay dan menengok suaminya.<br />

Sesudah berdiam sejenak, sipendeta berkata lagi. "Para enghiong, dengarlah! Kalian datang<br />

berkunjung dikuil kami dan kalian adalah tamu kami yang terhormat. Jika diantara kalian<br />

terdapat ganjelan, maka kami harap dengan memandang muka kami yang tipis, janganlah<br />

kalian coba membereskan ganjelan itu ditempat ini, Sesudah makan malam, kalian boleh<br />

berjalan-jalan disegala tempat, kecuali ditempat untuk menyimpan kitab-kitab yang terletak<br />

dibelakang kuil kami.<br />

Sesudah itu semuta orang bubar dari lapangan dan kembali ketempat peristirahatan. Boe Kie<br />

didukung Hoan Youw dan rombongm Beng kauw pulang kepesanggrahan mereka. Boe Kie<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1370

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!