20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sampai di situ mereka terbahak-bahak. Kata-kata itu telah diucapkan mereka waktu berada<br />

dalam lubang jebakan di Lek hoe chung. Kalau dulu mereka berhadapan sebagai musuh<br />

sekarang sebagai kekasih.<br />

Mendadak sayup-sayup terdengar bentakan-bentakan, satu tanda dari terjadinya pertempuran.<br />

Mereka memasang kuping.<br />

“<strong>Mar</strong>i kita lihat!” kata Boe Kie sambil memegang tangan Tio Beng dan dengan sekali<br />

menggenjot tubuh, mereka sudah berada di muka bumi. Di tempat yang jauh mereka lihat tiga<br />

bayangan manusia berlari-lari ke jurusan timur dengan kecepatan luar biasa. Dari gerakangerakannya<br />

dan cara berlarinya, ketiga orang itu adalah ahli-ahli silat kelas satu.<br />

Yo Siauw muncul, ia mendekati Boe Kie dan berkata, “Mereka bukan orang kita.”<br />

“Yo Cosoe,” kata Boe Kie. “Bersama Yoesoe kau berdiam di sini. Aku kuatir musuh<br />

menggunakan tipu, memancing harimau keluar dari gunungnya. Aku mau mencoba selidiki<br />

mereka.”<br />

Yo Siauw menerima perintah itu dengan membungkuk.<br />

Boe Kie segera memeluk pinggang Tio Beng dengan sebelah tangannya dan sambil menjejak<br />

bumi ia mengeluarkan ilmu meringankan tubuh. Toga bayangan di depan itu ternyata sedang<br />

kejar-kejaran, satu kabur dua mengudak. Boe Kie menambah te<strong>naga</strong>, kakainya bekerja makin<br />

cepat sehingga Tio Beng merasa seperti dibawa terbang dengan menunggang awan. Sesudah<br />

mengejar satu li lebih dengan bantuan sinar bulan yang reman-remang, mereka segera<br />

mengenali bahwa kedua orang yang mengejar itu tak lain adalah Lok Thung Kek dan Ho Pit<br />

Ong.<br />

Mendadak Pit Ong menimpuk dengan poan kaon pitnya yang berujung patok burung. Orang<br />

yang dikejar melompat ke samping dan menangkis senjata musuh dengan pedangnya. Dengan<br />

sedikit kelambatan itu, Lok Thung sudah menyandak dan menikam dengan tongkatnya yang<br />

bercagak seperti tanduk menjangan.<br />

Orang itu menghindar dan membalas dengan pukulan telapak tangan, Boe Kie dan Tio Beng<br />

mengeluarkan seruan tertahan. Ia adalah Cioe Cie Jiak, mukanya pucat seperti kertas dan<br />

rambutnya terurai. Segera Boe Kie menarik tangan Tio Beng dan bersembunyi di belakang<br />

pohon.<br />

Sesudah menyambut pit-nya yang jatuh, Ho Pit Ong segera merangsek dan mengepung Cie<br />

Jiak bersama kakak seperguruannya.<br />

“Setan tua!” bentak Cie Jiak. “Untuk apa kau mengejar aku?”<br />

“Hari ini Thio Boe Kie merebut To liong to dan In thian kiam,” kata Lok Thung Kek.<br />

“Dengan mata sendiri kami lihat bahwa ilmu pit kip, ilmu silat yang terdapat dalam kedua<br />

senjata itu sudah tidak ada lagi. Pit kip itu pasti berada di tangan Song Hoejin.”<br />

Boe Kie terkejut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1411

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!