20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Benar2 heran." Katanya didalam hati. "Golok mustika itu memang dicekel Tek Seng. Ke<br />

mana perginya."<br />

"Kamu mengatakan bahwa golok inustika itu dicuri olehnya, tapi mengapa tak kedapatan?"<br />

tanya pula orang yang suaranya manis. "Tak salah lagi kamulah yang menyembunyikannya.<br />

Begini saja! Siapa yang bicara terus terang, dialah yang diampuni jiwanya. Diantara kamu<br />

hanya seorang yang boleh hidup terus. Siapa yang bicara lebih du1u, dialah yang dapat<br />

pengampunan."<br />

Keadaan sunyi senyap dan beberapa saat kemudian, barulah si pemimpin Hay-see-pay berkata<br />

: "Dengan sejujurnya kami melapor kan kepada Kauwcoe, bahwa kami tidak tahu menahu<br />

tentang hilangnya golok mustika itu. Tapi kami berjanji akan berusaha untuk menyelidiki<br />

sampai se-terang2nya"<br />

Kauwcoe itu tidak menjawab ia hanya mengeluarkan suara dihidung.<br />

Orang yang suaranya manja berkata lagi. "Siapa yang bicara terus terang, dialah yang boleh<br />

hidup terus" Keadaan kembali sunyi senyap.<br />

Tiba2, kesunyian yang menakuti itu dipecahkan oleh teriakan seorang. Dengan se-betul2nya<br />

kami sedang mencari golok mustika itu, yang mendadak menghilang secara luar biasa. Jika<br />

kau tetap tidak percaya, dari pada mati konyol, lebih baik kami melawan mati2 an sampai<br />

dimana kepandaian Peh bie Kauw..." Suara itu berhenti ditengah jalan dan keadaan kembali<br />

sunyi senyap. Rupanya dia sudah binasa dengan begitu saja.<br />

"Tadi seorang lelaki yaag berusia kira? 30 tahun telah menolong kakek itu," menerang kan<br />

Hay see pay. "Dia mnemiliki ilmu mengentengkan badan yang sangat tinggi. Entah kemana<br />

perginya sekarang. Golok mustika itu pasti dibawa lari olehnya,"<br />

Kauw coe itu kembali mengeluarkan suara dihidung dan kemudian berkata dengan suara<br />

dingin; "Ampuni jiwa orang ini.." Hampir berbareng terdengar kesiuran angin dan ia sudah<br />

keluar dari pintu kelenteng. Tiba2 terdengar pula suara, nyaring ditempat yang jauhnya<br />

belasan tombak.<br />

Jie Thay Giam tak bisa menahan sabar lagi seraya melompat keluar dari perut patung ia<br />

berteriak "aku berada disini jangan celakakan orang!"<br />

Tapi keadaan lagi2 sunyi senyap. Thay Giam mengawasi disekitarnya dan ia lihat semua<br />

orang berdiri seperti patung ia heran bukan main dan buru2 menyulut lilin diatas meja<br />

sembahyang. Mendadak ia mengeluarkan seruan tertahan karena dua puluh lebih anggota Hay<br />

see pay berdiri tegak tanpa bergerak seperti juga tertotok jalanan darahnya sedang muka<br />

mereka mengunjuk rasa takut yang sangat hebar dengan nyalinya yang besar dan<br />

pengalamannya yang luas tak urung jantung Thay Giam memukul keras,<br />

"Bagaimanakah lihaynya Kauw-coe Peh bie kauw it"?" tanyanya didalam hati. "Orang2 Hay<br />

see pay bukan sembarang orang tapi mengapa bertemu dengan Kauw coe, mereka ketakutan<br />

sampai begini rupa ia mengangsurkan tangannya dengan niatan menotok jalanan darah Hoa<br />

kay hiat dari salah seorang itu untuk membuka jalanan darahnya yang tertutup.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 82

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!