20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Li Ie Sin Kang, Boe Kie sudah dapat menggunakan ilmu yang lihai itu. Tinju Oe Boen Cek<br />

yang berte<strong>naga</strong> ribuan kati seolah-olah amblas di dalam lautan, amblas tanpa berbekas bukan<br />

saja begitu, bahkan tubuhnya kena didorong te<strong>naga</strong>nya sendiri.<br />

Sesudah hilang kagetnya, Oe Boen Cek segera menyerang seperti orang kalap. Tinjunya<br />

menyambar-nyambar bagaikan hujan gerimis, berkelebat-kelebat seperti keredengan kilat.<br />

Sehingga ia seolah-olah mempunyai beberapa puluh tangan yang menyerang Boe Kie dengan<br />

dahsyatnya. Kecuali Beng Goat, semua orang yang berada dalam ruangan sam Ceng Tian<br />

rata-rata ahli silat kelas satu. Mereka kagum melihat serangan itu. Nama besar Pat Pie Sin Mo<br />

ternyata bukan nama kosong belaka.<br />

Untuk mengangkat derajat Boe Tong Pay, Boe Kie hanya menggunakan pukulan-pukulan<br />

Thay Kek Koen. Dengan beruntung, ia mempergunakan Tan Pian disusul dengan Tee Chioe<br />

Siang Sit. Kemudian Pek Ho Liang Chie Dan Louw Sit Yauw Po. Selagi mengeluarkan Chioe<br />

Hie Pie Pee (jari-jari tangan memetik pie-pee semacam tetabuhan seperti gitar) tiba-tiba saja<br />

ia mendusin dan pada ketika itu, ia menyelami intisari daripada Thay Kek Koen yang pada<br />

hakekatnya mempunyai dasar yang bersamaan dengan Kian Koen Tay Li Ie Sin Kang.<br />

Dengan demikian, Chioe Hwie Pie Pee menyambar bagaikan mengalirnya air, dengan<br />

keindahan yang mengagumkan.<br />

Pada detik itu, Oe Boen Cek merasa, bahwa bagian atas badannya sudah ditutup dengan<br />

te<strong>naga</strong> pukulan lawan dan dia tidak dapat berkelit lagi. Dalam menghadapi bahaya, cepatcepat<br />

ia mengerahkan te<strong>naga</strong> di punggungnya untuk menerima pukulan Boe Kie dan dengan<br />

berbareng tinju kanannya disabetkan. Ia mau melawan keras dengan keras, supaya kedua<br />

belah pihak celaka bersama-sama.<br />

Diluar dugaan, pada waktu belakangan Boe Kie mengubah gerakannya. Ia membuat sebuah<br />

lingkaran dengan kedua tangannya, seperti orang memeluk . (alam semesta). Mendadak saja<br />

dari lingaran itu keluar semacam te<strong>naga</strong> dahsyat, te<strong>naga</strong> yang berputaran seperti pusar laut.<br />

Hampir berbareng, tubuh Oe Boen Cek berputar-putar tujuh delapan putaran laksana<br />

gangsing. Dengan ilmu Cian Kin Toei, ia berhasil menolong diri. Paras mukanya berubah<br />

merah padam, malu bercampur gusar.<br />

Sungguh lihai Thay Kek Koen dari Boe Tong Pay! teriak Yo Siauw.<br />

Oe Boen Lao heng! seru Cioe Tian sambil tertawa nyaring. Lebih baik jika kau dinamakan si<br />

gangsing berlengan delapan. (gelar Oe Boen Cek Pat Pie Sin Mo Iblis berlengan delapan)<br />

Apa salah orang berputaran? menyambung In Ya Ong. Liang San mempunyai Hek Soan<br />

Hong (si angin puyuh hitam). Angin puyuh mesti berputaran, bukan?<br />

Saling sahut, pentolan-pentolan Beng Kauw mengejek sepuas hati.<br />

Sekarang Oe Boen Cek benar-benar kalap. Dari merah, paras mukanya berubah hijau. Dengan<br />

mengaum seperti harimau edan, ia menerjang. Cara menyerangnya berubah. Tangan kirinya<br />

menghantam dengan tinju atau telapak tangan. Tangan kanannya dengan menggunakan jarijari<br />

tangan, menotok atau mencengkram.<br />

Jilid 49___________________<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 896

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!