20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie melompat dan menotok beberapa jalan darah di dada dan punggung orang itu. Begitu<br />

tertotok, darah yang sudah meluap turun kembali dan orang itu merasa dadanya agak lega.<br />

Melihat kepandaian si bocah, ia kelihatan kaget dan kagum.<br />

Boe Kie segera masuk kedalam, "Sinshe," katanya. "di luar menunggu tiga orang yang<br />

mendapat luka berat dan minta pertolonganmu. Mereka mengatakan bahwa mereka adalah<br />

murid-murid dari Sian ie Ciang boen Hoa-san-pay."<br />

Ouw Ceng Goe mengeluarkan suara "ih!" dan kemudian, ia berteriak dengan gusar: "Tidak!<br />

Tidak! Usir mereka!"<br />

"Baiklah," kata Boe Kie yang dengan cepat lalu berjalan keluar.<br />

"Ouw Sinshe tak bisa menemui kalian karena penyakitnya masih belum mendingan," kata<br />

Boe Kie. "Harap kalian suka memaafkan."<br />

Orang itu mengerutkan alis. Selagi ia mau memohon lagi, tiba-tiba salah seorang yang<br />

bertubuh kurus kecil dan rebah diatas punggung kuda mengangkat kepalanya dan mengayun<br />

tangannya. Hampir berbareng sehelai sinar emas menyambar dan serupa benda jatuh di atas<br />

meja di dalam rumah.<br />

"Saudara, bawalah bunga emas itu kepada Kian sie poet kioe," kata si kurus. "Beritahukanlah<br />

bahwa kami bertiga telah dilukakan oleh majikan dari bunga emas itu. Dia akan segera<br />

mencari le sian sendiri. Jika Kian sie Poet kioe suka mengobati kami, sesudah sembuh kami<br />

akan tetap berdiam disini untuk bantu melawan musuh. Biarpun kepandaian kami tidak<br />

berarti, tapi masih merupakan tiga te<strong>naga</strong> bantuan"<br />

Boe Kie menghampiri meja. Ia melihat, bahwa senjata rahasia itu menyerupai sekuntum<br />

bunga bwee yang terbuat dari pada emas tulen, dengan sari bunga dibuat dari perak putih,<br />

sehingga Kim hoa (bunga emas) itu indah sekali kelibatannya. Boe Kie mengulurkan tangan<br />

dan coba menjemputnya, tapi diluar dugaan bunga emas itu menancap dimeja dan ia tidak<br />

dapat mencabutnya lagi. Dengan mengunakan jepitan obat, barulah ia berhasil. "Orang kurus<br />

itu memiliki kepandaian yang cukup tinggi, tapi dia masih kena dilukakan oleh majikan bunga<br />

emas itu." pikirnya, "Siang Toako mengatakan bahwa seorang musuh akan menyatroni Ouw<br />

Sinshe. Mungkin sekali musuh Ouw Sinshe adalah orang itu." Sambil mambawa senjata<br />

rahasia tersebut, ia segrera masuk dan menyampaikan perkataan si kurus kepada Ouw Ceng<br />

Goe.<br />

"Coba aku lihat," kata orang tua itu.<br />

Boe Kie menolak pintu dan menyingkap tirai. Kamar itu sangat gelap. Seorang yang kena<br />

penyakit cacar memang takut dengan sinar terang, maka pintu dan jendela kamar itu ditutup<br />

dengan tirai. Ia melihat muka Ouw Ceng Goe ditutup dengan kain dan hanya kedua matanya<br />

yang bisa dilihat orang. Hati Boe Kie berdebaran. Bagaimana macamnya bisul bisul dimuka<br />

orang tua itu. Apa sesudah sembuh, dia bakal bopeng?<br />

"Taruh bunga emas itu diatas meja dan lekas keluar," perintah si tabib malaikat.<br />

Boe Kie menurut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 442

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!