20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

harap-harapkan, jika dalam pertemuan itu kita dapat menyudahi permusuhan yang sudah<br />

berlarut-larut ini "<br />

"Dimana adanya bangsat Cia Soen ?" See-hoa coe memutus perkataan Lian Cioe. " Tujuan<br />

kita yang terulama adalah mencari bangsat Cia Soen." Coei San kelihatan berduka sekali. Ia<br />

merasa sangat tidak enek, karena, gara-gara mencari orang yang hilang dalam Rimba<br />

Persilatan telah muncul gelombang yang begitu besar dan yang sudah meminta sangat banyak<br />

korban. Mendengar pertanyaan See hoa coe, ia jadi serba salah. Jika ia memberitahukan<br />

terang-terangan, sejumlah besar pentolan Rimba Persilatan sudah pasti akan meluruk ke Pang<br />

hwee to untuk mencari kakaknya. Jika ia membungkam ..... bagaimana ia dapat<br />

membungkam?<br />

Selagi ia bimbang, tiba-tiba terdengar suara So So: "Bangsat Cia Soen yang jahat dan<br />

<strong>membunuh</strong> manusia secara serampangan sudah mampus sembilan tahun yang lalu,"<br />

Semua orang kaget. "Sudah mati ?" mereka menegas serentak.<br />

"Benar," jawabnya. "Pada suatu malam, yaitu ketika aku melihatnya anakku, bangsat Cia<br />

Soen mendadak kalap. Selagi mau <strong>membunuh</strong> Ngoko dan aku, tiba-tiba dia dengar suara<br />

tangisan bayi ku. Penyakitnya kambuh dan bangsat itu mati dengan mendadak."<br />

Coei San mengerti maksud isterinya. Dengan, mengatakan, bahwa "Cia Soen yang jahat<br />

sudah. mati." So So tidak berdusta, karena, bagai mendengar tangisan Boe Kie, kekalapan dan<br />

kekejaman "Cia Soen yang jahat" menghilang dan mulai dari detik itu, ia berubah menjadi<br />

seorang baik, dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa sembilan tahun berselang , "Cia<br />

Soen yang jahat" sudah mati dan Cia Soen yang baik menjelma dalam dunia.<br />

See hoa coe mengeluarkan suara dihidung. Ia tidak percaya keterangan So co yang<br />

dianggapnya sebagai perempuan menyeleweng dari "agama,<br />

yang menyeleweng pula.<br />

"Thio Ngohiap, apa benar bangsat Cia Soen sudah mampus?," tanyanya dengan suara keras.<br />

"Benar, bangsat Cia Soen yang jahat sudah mati pada sembilan tahun berselang," jawab Coei<br />

San dengan suara sungguh-sungguh.<br />

Sekoyong-konyong Boe Kie menangis keras "Giehoe bukan bangsat jahat!" teriaknya.<br />

"Giohoe tidak mati! Giehoe tidak mati! "<br />

Biarpun berotak sangat cerdas, Boe Kie masih terlalu kecil dan belum berpengalaman. Rasa<br />

cintanya terhadan Cia Soen tidak kurang dari rasa cintanya terhadap kedua orang tuanya<br />

sendiri.<br />

Maka itu, dapatlah dimengerti, jika ia tidak tahan mendengar tanya jawab itu dan caciancacian<br />

yang ditujukan terhadap ayah angkatnya.<br />

Semua orang terkesiap dan tertegun. Dalam gusarnya. So So menggapelok muka puteranya.<br />

"Diam!" bentaknya dengan bengis. "Ibu, mengapa kau mengatakan Giehoe sudah mati?"<br />

tanya bocah itu dengan suara serak "Bukankah ia masih hidup segar bugar?"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 269

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!