20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sambutlah pedangku! bagaimana kilat pedang menyambar. Dengan matanya yg sangat jeli,<br />

Boe Kie segera mengenali bahwa pedang itu benar In Thian Kiam, ia berkelit dan bertanya,<br />

Mengapa pedang milik Go Bie itu bisa ditangan Tay soe?<br />

Sebaliknya dari menjawab dia mengirim tiga serangan berantai. Menghadapi senjata mustika<br />

itu, Boe Kie sangat berhati2. Untuk menyelamatkan diri ia berkelit ber ulang2. Tiba2 tangan<br />

kiri Boe Kie menyambar dan mencekal pergelangan tangan kanan si pendeta yang lantas saja<br />

kesemutan dan Ie Thian Kim yg dipegangnya, jatuh ketanah. Tapi hoan ceng itu cukup lihai.<br />

Mendadak tangan kirinya menghantam dada Boe Kie. Tapi sebaliknya dari Boe Kie, dia yang<br />

terguling karena seluruh tubuh pemuda itu dilindungi oleh Sinkang. Begitu terguling, begitu<br />

dia melompat bangun menjemput In Thian Kiam yg menggeletak di tanah, Peng Eng Giok<br />

buru2 melompat dan menjambret dengan pedangnya. Berbarengan dengan berkelebatnya<br />

sinar pedang, Peng Hwesio sudah kutung dua. Sesudah memutuskan pedang lawannya, si<br />

pendeta segera kabur kebawah gunung.<br />

Seraya membentak keras Boe Kie melompat dan mengejar pendeta itu. Didalam hati sangat<br />

berkuatir akan keselamatan Cioe Cie Jiak. Cara bagaimana In Thian Kiam, yg berada dalam<br />

tangan nona Cioe, kena rampas oleh hoan ceng itu? Maka itu, ia segera mengambil keputusan<br />

untuk membekuk pendeta itu guna mencari keterangan.<br />

Tapi baru saja ia mengejar beberapa puluh tombak, disebelah kiri tiba2 terdengar teriakan<br />

Celaka! diikuti dengan terbangnya sebatang pedang yg berkelebat ketengah udara.<br />

Itulah suara Yo Poet Hwie si noan pasti sedang menghadapi bahaya. Teriakan Poet Hwie<br />

keluar dari tempat yang penuh pohon2. tanpa memikir lagi Boe Kie melompat masuk kedalam<br />

gerombolan photon itu. Sekonyong2 ia merasai menyambar angin tajam dan sebatang golok<br />

berkelebat kemukanya. Searaya mengengos ia menangkap tangan si penyerang yang lalu<br />

dilemparkan beberapa tombak jauhnya.<br />

Hampir berbaereng ia dengar bentakan dan cacian. Ia menerobos kearah suara itu. Ternyata<br />

Poet Hwie yang tidak bersenjata tengah diserang oleh seorang pria sangat tinggi besar yang<br />

menggunakan sepasang kampak.<br />

Dengan sekali melompat Boe Kie sudah menghadang di depan si penyerang, Tahan!<br />

bentaknya.<br />

Orang itu terkejut sejenak, akan kemudian mengayun kedua kampaknya. Boe Kie<br />

mengibaskan tangan kirinya dengan menggunakan Kian Koen Tay Lo Ie Sin Kang. Kedua<br />

senjata itu tersempok miring oelh te<strong>naga</strong> Sin kang dan prak, menghantam satu batu besar<br />

sehingga lelatu muncrat dan mata kampak somplak. Dengan lelaki itu kesemutan dan tidak<br />

bisa mengangkat senjatanya lagi. Poet Hwie sungkan menyia2kan kesempatan baik. Ia<br />

melompat dan meninju Tay yang hiat musuh yang lantas saja roboh tanpa bernyawa lagi.<br />

Jilid 45___________________<br />

Poet Hwie moy moy apa kau terluka? tanya Boe Kie.<br />

Tidak, terima kasih atas pertolonganmu, jawabnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 825

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!