20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Cian Coe Ciat Hoe Chioe?” menegas Cia Soen. “Han Hoejin tak memiliki ilmu itu. Dia<br />

seorang wanita yang cantik luar biasa. Mana mau dia mengorbankan paras mukanya untuk<br />

ilmu begitu?”<br />

Boe Kie, Tio Beng dan Cie Jiak terkejut. Kim Hoa Popo jelek mukanya. Dilihat mukanya<br />

yang sekarang, biarpun usianya lebih muda tiga puluh atau empat puluh tahun, ia tak nanti<br />

bisa dikatakan sebagai wanita yang cantik luar biasa. Hidungnya pesek, bibirnya tebal,<br />

mukanya persegi, kupingnya lebar bagaikan kipas. Itu semua takkan dapat diubah.<br />

Tio Beng tertawa. “Loo Ya Coe,” katanya. “Kim Hoa Popo tak bisa dikatakan cantik.”<br />

“Apa? Cie San Liong Ong cantik seperti bidadari dari kayangan. Pada dua puluh tahun lebih<br />

yang lampau, ia adalah wanita cantik di seluruh rimba persilatan. Andaikata karena usianya<br />

sudah lanjut, ia sekarang tak secantik dahulu, aku merasa pasti ia masih tetap<br />

mempertahankan kecantikannya… hai! … hanya sayangaku tidak bisa melihat mukanya lagi.”<br />

Mendengar jawaban yang sungguh-sungguh itu, nona Tio merasa bahwa di balik soal<br />

kecantikan Kim Hoa Popo pasti bersembunyi satu latar belakang yang masih belum<br />

diketahuinya. Nenek itu memang manusia luar biasa. Bahwa dia bisa menjadi Cie San Liong<br />

Ong, kepala dari keempat Hoe Kauw Hoat Ong sudah luar biasa. Bahwa dia dinamakan<br />

sebagai “wanita tercantik di seluruh rimba persilatan” lebih luar biasa lagi. Sesudah memikir<br />

sejenak, Tio Beng berkata pula, “Loo Ya Coe, namamu menggetarkan dunia Kang Ouw.<br />

Keangkeranmu di Ong Poan San diketahui oleh semua orang. Tingginya ilmu silatmu tidak<br />

usah dibicarakan lagi. Peh Bie Eng Ong mendirikan agama sendiri dan selama kurang lebih<br />

dua puluh tahun, ia bermusuhan dengan enam partai besar. Ceng Ek Hok Ong lihai seperti<br />

setan, hari itu di Ban Hoat Sie ia menakut-nakuti aku. Juga ia telah mengeluarkan suatu<br />

ancaman untuk menggores mukaku. Kalau ingat ancamannya, sampai sekarang aku masih<br />

merasa jeri. Maka itu, menurut pendapatku, walaupun Kim Hoa Popo berkepandaian tinggi<br />

dan banyak akalnya, belum tentu ia pantas untuk mengambil kedudukan di sebelah atas dari<br />

ketiga Hoat Kong. Tapi mengapa ia bisa menjadi Cie San Liong Ong?”<br />

“Karena In Heng, Wie Hian Tee dan aku bertiga rela mengalah terhadapnya,” jawab Kim Mo<br />

Say Ong.<br />

“Apa?” menegas si nona. Ia tertawa geli dan kemudian berkata pula. “Apakah karena ia<br />

wanita tercantik, sehingga ketiga Enghiong rela berlutut di hadapannya?”<br />

Boe Kie kaget. Tio Beng benar-benar otak. Terhadap Cia Soen, ia masih berani berguyon.<br />

Tapi Cia Soen tidak menjadi gusar. Ia menghela napas dan berkata. “Yang menyerah kalah<br />

dengan suka rela bukan hanya kami bertiga. Waktu itu dalam kalangan agama kami, paling<br />

sedikit ada seratus orang lain yang mengagumi Taykis.”<br />

“Taykis? Apa itu nama Han Hoejin? Kedengarannya aneh sekali.”<br />

“Dia asal Persia. Nama itu nama Persia.”<br />

Boe Kie, Tio Beng dan Cie Jiak terkesiap. “Orang Persia?” menegas mereka.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1080

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!