20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Cioe Tian meluap darahnya. Omong kosong, bentaknya. Apa keistimewaannya ilmu<br />

melepaskan anak panah dari atas kuda? Kau boleh suruh mereka coba2 bertanding dengan<br />

Cioe Tian.<br />

Kalau mesti bertempur melawan Cio Heng, tantu saja mereka akan kalah, jawab Yo Siauw.<br />

Tapi jika dilihat kepandaian mereka kurasa mereka lebih tinggi setingkat dari pada saudara<br />

Leng Kiam.<br />

Dengan berkata begitu Yo Siauw memberi ejekan yg terlebih hebat, karena diantaranya Ngo<br />

sian jin, Leng Kiam Lan yang ilmu silatnya paling tinggi. Cioe Tian dan Yo Siauw memang<br />

tak begitu akur. Sekarang meskipun bermusuhan secara terang2an tapi tiap kali mendapat<br />

kesempatan, Cioe Tian selalu menggunakan kesempatan untuk mengejek. Mendengar kata2<br />

yg menghina Ngo Sian Jie ia jadi makin gusar. Tapi sebelum dia membalas, Paeng Eng Giok<br />

sudah mendahului dengan berkata sambil tertawa, Cioe beng sekali lagi kau ke dijebak Pe Co<br />

Coe. Ia sengaja ingin membangkitkan hawa marahmu.<br />

Cioe Tian tertawa terbahak2, Tidak aku tidak gusar, katanya. Apa yg bisa perbuat<br />

terhadapku?<br />

Semua orang tertawa. Mereka mengenal kawan itu yang otak2kan dan yg belum pernak<br />

menang dalam mengadu lidah melawan Yo Siauw.<br />

Dengan diobati dan diawasi oleh Boe Kie sendiri selama beberapa hari In Lie Heng sudah<br />

banyak lebih baik dan peringatannya sudah pulih kembali. Ia mengatakan bahwa sesduah<br />

turun dari Kong Beng Teng pada hari itu ia kesasar. Delapan sembilan hari ia berputar2 di<br />

gurun pasir. Waktu ia bertemu dengan jalanan yg benar, saudara2 nya sudha jauh sekali dan<br />

tidak dapat disusul. Pada suatu hari, ia berpapasan dengan serombongan pendeta Siauw Lim<br />

yg lantas menyerang tanpa menegur lagi. Ia berhasil merobohkan empat orang, tapi sebab<br />

musuh berjumlah lebih banyak lebih besar, akhirnya ia kena dijatuhkan pula. Ia memastikan,<br />

bahwa ilmu silat pendeta2 itu adalah ilmu silat Siauw Lim Pay.<br />

Jilid 46___________________<br />

Menurut dugaannya rombongannya itu merupakan bala bantuan yang datang belakangan,<br />

sebab ia melihat mereka waktu berada di Kong beng teng. Ia sendiri tak bisa menebak,<br />

mengapa mereka turunkan tangan beracun itu. Sekian antara lain penuturan In Lie-Heng.<br />

Selama dalam perjalanan, Poet Hwie merawat Lie Heng dengan telaten. Si nona tahu, bahwa<br />

mendiang ibunya telah mengecewakan pendekar Boe tong itu. Melihat keadaan orang tua itu<br />

yang sangat menyedihkan, rasa kasihannya jadi semakin besar.<br />

Hari itu di waktu magrib, rombongan Boe Kie Eng teng. Dari Eng teng mereka membedal<br />

kuda, sebab ingin buru2 tiba di Kang shia coe untuk menginap. Sekonyong konyong dari<br />

kejauhan mendatangi dua penunggang kuda. Dalam jarak beberapa puluh tombak, mereka<br />

melompat turun dan berdiri di pinggir jalan dengan sikap hormat.<br />

Boe Kie dan yang lain lain segera mengenali, bahwa mereka itu adalah orang orang yang turut<br />

membasmi tentara Goan. Dengan girang para pemimpin Beng kauw segera turun dari<br />

tunggangannya mereka.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 843

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!