20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kalau bukan berada dalam kegelapan, mungkin sekali ia tak berani mengucapkan kata-kata<br />

itu yang menumplek isi hatinya kepada pemuda yang dicintainya.<br />

Mendengar jawaban si nona, sekali lagi Coei San terkesiap, ia tidak duga, bahwa permintaan<br />

maafnya sudah memancing pengakuan cinta. Biar bagaimana jua, ia adalah manusia biasa,<br />

manusia yang masih berusia muda. Maka itu, jantungnyapun memukul keras dan ia jadi<br />

bingung bukan main. Tiba-tiba, jiwa kesatrianya memberontak. "Coei San!" Ia mengeluh.<br />

"Mengapa kau begitu lemah? Apa kau sudah lupa pesanan In soe?. Biarpun ia mencintai aku<br />

dan ia pernah melepas budi kepada Samko, tapi ia seorarg dari agama yang menyeleweng<br />

dengan sepak terjangnya yang tidak dapat dibenarkan. Andaikata aku ingin menikah<br />

dengannya, terlebih dahulu aku harus memberitahukan In soe untuk minta permisi. Mana<br />

boleh aku bercinta-cintaan ditempat gelap?"<br />

Memikir begitu, dengan perlahan ia mendorong tubuh sinona dan berbisik: "Kita harus<br />

berusaha untuk menakluki orang itu guna meloloskan diri."<br />

Mendengar bisikan itu, So So terkejut. "Apa?" Ia menegas.<br />

"Biarpun berada dalam bahaya, kita barus bertindak secara tenang," Menerangkan pernuda<br />

itu. "Kalau kita menyerang selagi dia pulas, perbuatan kita bukan perbuatan kesatria. Aku<br />

akan membangunkannya dan akan menantangnya untuk mengadu kekuatan. Selagi aku<br />

bertanding, kau harus melepaskan jarum emas kejalan darahnya. Meskipun kita mengerubuti<br />

dan kemenangan kita bukan kemenangan yang gemilang, tapi apa boleh buat, karena ilmu<br />

silatnya banyak lebih tinagi daripada kita."<br />

Coei San membisikkan dengan suara yang sangat halus dan bibirnya hampir menempel<br />

dengan kuping si nona. Tapi diluar dugaan, baru saja ia selesai, Cia Soen yang tidur digubuk<br />

belakang sudah tertawa terbahak-bahak "Kalau kau membokong, mungkin sekali kau masih<br />

mempunyai harapan." katanya dengan suara nyaring. "Tapi dengan ingin mengambil jalanan<br />

yang terang, untuk mempertahankan nama baik partaimu, kau cari celaka sendiri."<br />

Dilain saat berbareng dengan berkelebatnya bayangan manusia ia sudah berada dihadapan<br />

Coei San dan lalu menghantam dada pemuda itu dengan telapak tangannya.<br />

Selagi Coei San bicara, Coei San sudah mengempos semangat dan mengerahkan Lweekang.<br />

Begitu lekas lawan menyerang, ia segera menyambut dengan tangan kanannya dan balas<br />

mengirim serangan deagan te<strong>naga</strong> Bin ciang (Pukulan kapas). Begitu lekas tangannya<br />

kebentrok dengan tangan lawan, ia merasa dadanya tergetar dan te<strong>naga</strong> lawan menindih hebat<br />

bagaikan gelombang.<br />

Sebelum tangan lawan menyambar, Coei San, yang tabu keunggulan orang itu, sudah<br />

mengerahkan seluruh Lweekang untuk membela diri. Maka itu, waktu angin pukulan<br />

menyambar, ia menarik pulang lengannya kira-kira delapan dim dan dengan garis pembelaan<br />

yang lebih pendek itu, ia mendapat banyak keuntungan, sehingga, walau pun Cia Soen terus<br />

menambah te<strong>naga</strong>nya, ia masih dapat mempertahankan diri.<br />

Sesudah mendorong tiga kali, Cia Soen merasa heran, sebab meskipun Lweekang lawannya<br />

banyak lebih rendah, tapi ia tidak berhasil untuk menghancurkannya. Ia terus menambah<br />

te<strong>naga</strong>, tapi Coei San masih tetap dapat mempertahankan diri. Selagi mereka mengadu<br />

kekuatan secara mati-matian, papan perahu mengeluarkan suara "krekekkrekek", karena tidak<br />

kuat menahan tindihan te<strong>naga</strong> kedua orang yang tengah bertanding itu.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 196

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!