20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ho Thay Ciong yang belum pernah membantah kemauan gundik itu, lantas mengangguk dan<br />

berkata. Baiklah aku terima, tapi ada syaratnya.<br />

Syaratnya apa? tanya gundik.<br />

Sesudah menjadi muridku dia harus belajar sunguh2, kata si tua. Syaratnya yaitu, dia tidak<br />

boleh memikir yang gila2 menikah dengan Coen Jie.<br />

Paras nona Ciam lantas saja berubah merah dan ia lalu menunduk. Ngo Kouw tertawa<br />

cekikikan. Aduh sebenarnya kau harus mengaca, katanya. kau sendiri mempunyai beberapa<br />

istri dan gundik, tapi kau melarang muridmu menikah.<br />

Si tua yang hanya ingin mengoda Ciam Coen lantas saja tertawa terbahak-bahak. Minum,<br />

minumlah! katanya.<br />

Selagi bermakan minum sambil beromong2. Seorang pelayan kecil datang membawa sebuah<br />

nampan yang diatasnya terdapat sebuah poci arak. Ia segera menuangkan arak itu ke semua<br />

cawan. Saudara Thio kata si tua, arak ini keluaran istimewa dari Koen Loen San, dibuat dari<br />

bit lay (buah lay muda) dan dinamakan Houw-pek Bit lay cioe. Hayolah kau harus minum<br />

beberapa cangkir. Arak itu berwarna kuning emas dan harum baunya.<br />

Boe Kie sebenarnya tidak suka minum arak tapi karena mengendus bau yang sangat harum. Ia<br />

jadi tertarik lalu mencekal cawan. Tapi, sebelum menceguknya, Kim-gin Hiat-coa yang<br />

berada dalam sakunya tiba2 bersuara dan meronta-ronta didalam bumbung. Tahan! Jangan<br />

minum arak itu! kata Boe Kie.<br />

Semua orang kaget dan serentak menaruh cawan dimeja. Si bocah segera mengeluarkan<br />

bumbung Kim-koan Hiat-coa dan mencabut sumbatnya. Ular itu lalu berjalan mengitari<br />

cawan arak dan kemudian minum isinya. Dengan beruntun ia minum tiga cangkir.<br />

Setelah mengembalikan si topi emas kedalam bumbung. Boe Kie lalu mengeluarkan si topi<br />

perak yang minum tiga cawan. Kedua ular itu saling mencintai, sehingga kalau hanya satu<br />

yang dilepaskan, yang satu takkan lari. Selain itu ia sangat menurut kemauan majikan. Tapi<br />

bila dilepas kedua2nya, dia bukan saja akan kabur, tapi malah mungkin menyerang manusia.<br />

Saudara Kecil, kata Ngo kouw sambil tertawa, ular itu suka minum arak sungguh menarik.<br />

Coba suruh orang tangkap anjing atau kucing lalu suruh bawa kemari. Kata Boe Kie.<br />

Baiklah kata si pelayan.<br />

Ciecie berdiam saja disini, cegah si bocah. Biar orang lain saja yang menangkapnya.<br />

Tak lama kemudian seorang pelayan lain datang dengan membawa anjing. Boe Kie lalu<br />

mengambil arak dan menuangkannya ke mulut anjing itu. Berapa saat kemudian sesudah<br />

menyalak beberapa kalibinatang itu seketika roboh mati dengan mengeluarkan darah dari<br />

mulut, kuping dan hidungnya.<br />

Ngo kouw menggigil. Arak arak itu beracun.. katanya terputus putus. Siapa yang coba<br />

membinasakan kita? Saudara Thio bagaimana kau tahu?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 521

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!