20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Melihat pimpinan mereka berada di atas angin, orang-orang Hwa San Pay bersorak-sorai dan<br />

teriak-teriak.<br />

Lihatlah lihainya Eng Coa Seng Sie Pek!<br />

Sian Ie Ciang Bun, hajar!<br />

Bangsat kecil! Akhirnya kau roboh juga!<br />

Diantara tampik sorak, tiba-tiba Boe Kie tersenyum dan meniup muka Sian Ie Thong. Hampir<br />

berbareng Sian Ie Thong mengendus bebauan wangi amis dan kepalanya puyeng. Hatinya<br />

mencelos kagetnya seperti disambar geledek. Baru saja ia mau beteriak, Boe Kie sudah<br />

mengebut kedua lututnya dengan tangan baju sehingga dia roboh berlutut dihadapan pemuda<br />

itu.<br />

Kejadian ini diluar dugaan semua orang. Terang-terang mereka lihat Boe Kie terluka berat<br />

dan badannya bergoyang-goyang. Mengapa terjadi perubahan itu? Apakah pemuda itu<br />

mempunyai ilmu siluman?<br />

Sementara itu sesudah mengambil kipas dari tangan Sian Ie Thong. Boe Kie tertawa terbahakbahak.<br />

Kalian lihatlah! teriaknya sambil mengacungkan kipas itu. Hwa San Pay menamakan<br />

diri sebagai partai yang lurus bersih. Siapa nyana pmemimpin partai itu memiliki ilmu<br />

penyebar racun? Dengan sebelah tangan ia membuka kipas itu yang di atasnya terdapat<br />

lukisan puncak gunung Hwa San dengan beberapa baris sajak yang indah bunyinya dan indah<br />

pula huruf-hurufnya. Tak seorangpun akan menduga, bahwa dalam kipas yang seindah ini<br />

bersembunyi alat rahasia untuk melepaskan racun yang hebat, katanya seraya menghampiri<br />

sebuah pohon bunga dan menotok batangnya dengan gagang kipas. Dalam sekejab semua<br />

bunga layu dan rontok, sedang warna daunnya pun segera berubah kuning. Semua orang<br />

kaget, di dalam hati mereka bertanya-tanya? Racun apa yang disimpan di kipas itu?<br />

Dengan mendekam di muka bumi, Sian Ie Thong menjerit-jerit seperti babi dipotong. Ah!.....<br />

ah,. Suaranya menyayat hati. Menurut pantas, biarpun dipotong sungguhan seorang yang<br />

berkedudukan seperti dia harus bisa menahan sakit. Tak boleh ia menjerit-jerit di hadapan<br />

banyak orang. Setiap jeritan berarti digaploknya muka orang-orang Hwa San Pay.<br />

Lekas lekas bunuh aku! teriaknya. Lekas!... lekas!...<br />

Aku bisa menghilangkan rasa sakitmu, kata Boe Kie. Tapi sebelum tahu racun apa yang<br />

digunakan olehmu, aku tidak berdaya.<br />

Racun Kim Cam Kouw Tok aduh! Bunuhlah aku lekas! ia sesambat.<br />

Kata-kata Kim Cam Kouw Tok tidak mempengaruhi orang-orang muda, tapi orang-orang<br />

yang lebih tua lantas berubah paras mukanya. Mereka yang mempunyai rasa keadilan lantas<br />

mencaci.<br />

Kim Cam Kouw Tok, keluaran propinsi Kwi Cioe, adalah salah satu racun terhebat di dunia.<br />

Penderitaan orang yang kena racun itu tak mungkin dilukiskan, sekujur badannya seperti<br />

digigit oleh berlaksa kutu beracun. Racun itu memuakkan orang-orang rimba persilatan yang<br />

baik-baik. Karena sukar didapat, banyak orang hanya pernah mendengar namanya. Sekarang,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 774

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!