20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

hoa po po sehingga andaikata ia mau melawan iapun takkan bisa melawan. “Aku percaya<br />

omongan tuan,” katanya. “pesan apa yang mau disampaikan oleh kalian?”<br />

Lioe in soe tak menjawab. Ia mengibaskan tangan kirinya. Biauw hoe soe dan Hwie goat soe<br />

mengerti maksudnya. Dengan serentak ketiga orang itu melompat tinggi dan dalam sesaat<br />

mereka sudah berhadapan dengan Kim hoa po po. Si nenek menimpuk dengan enam Kim hoa<br />

tapi dengan mudah mereka bisa menyelamatkan diri. Hwie goat soe merengsek dan mencoba<br />

menotok leher si nenek. Kim hoa po po menangkis dan memukul dengan tongkatnya. Tibatiba<br />

tubuh si nenek terangkat tinggi, punggungnya sudah dicengkram oleh Lioe in soe dan<br />

Biauw hong soe dan diangkat ke atas. Ia tidak berdaya sebab jalan darah dipunggung sudah<br />

ditotok. Hwie goat soe maju dan dengan tangan kirinya ia menotok tujuh hiat di dada Cie San<br />

Liong ong.<br />

Jalan serangan ketiga orang itu licin dan lancer, “Ilmu silat mereka tidak luar biasa,” kata Boe<br />

Kie dalam hati. “Yang luar biasa adalah kerjasama mereka. Hwie goat soe memancing si<br />

nenek, kedua tangannya membekuk dengan membokong, ilmu silat mereka secara perorangan<br />

belum tentu lebih tinggi dari Kim hoa po po.”<br />

Sementara itu Lioe in soe melemparkan Kim hoa po po ke hadapan Cia Soen. “Cia Say ong,”<br />

katanya, “Menurut peraturan Beng-kauw, seseorang yang sudah masuk agama itu tapi ia<br />

meninggalkan agama kita maka dia telah menjadi murid pengkhianat. Penggal kepalanya!”<br />

Cia Soen terkejut, “Beng-kauw di Tiong-goan tak punya peraturan begitu,” jawabnya.<br />

“Mulai dari sekarang, Beng-kauw cabang Tiong-goan harus menurut Cong-kauw,” kata Lioe<br />

in soe dengan suara dingin. “Nenek itu telah mengatur tipuan busuk untuk mencelakai kau<br />

dan itu semua telah dilihat kami. Hidupnya dia merupakan bibit penyakit. Lekas binasakan<br />

dia!”<br />

“Dahulu Han hoejin telah memperlakukan aku baik sekali. Empat Raja Pelindung Beng-kauw<br />

terikat pada tali persaudaraan. Biarpun hari ini dia memperlakukan aku dengan Poet ceng<br />

(tanpa kecintaan) tapi aku tak bisa membalasnya dengan Poet hie (tanpa rasa persahabatan)<br />

dan turun tangan untuk membinasakannya.”<br />

Biauw hong soe tertawa terbahak-bahak. “Kau sungguh rewel!” katanya. “Caramu seperti<br />

perempuan bawel. Dia berusaha untuk membinasakan kau tapi kau tidak mau mengambil<br />

jiwanya. Mana ada aturan begitu? Heran! Aku sungguh tidak mengerti!”<br />

“Aku bisa <strong>membunuh</strong> manusia tanpa terkesiap tapi aku tak bisa <strong>membunuh</strong> saudara<br />

seagama,” kata Cia Soen dengan suara mantap.<br />

“Tapi kau mesti <strong>membunuh</strong> dia,” kata Hwie goat soe, “Kalau kau menolak berarti kau<br />

melanggar perintah. Kami akan lebih dulu mengambil jiwamu.”<br />

“Baru datang di Tiong-goan Sam wie sudah mencoba memaksa Kim-mo Say-ong utnuk<br />

<strong>membunuh</strong> Cie San Liong ong,” kata Cia Soen dengan suara mendongkol. “Apakah Sam wie<br />

mau mencoba memperlihatkan keangkeran dengan menakut-nakuti aku?”<br />

Hwie goat soe tersenyum, “Meskipun kau buta hati mengerti segalanya,” katanya, “Hayo!<br />

Lekas turun tangan!”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1059

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!