20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kembalinya Cia Soen ke Tionggoan belum diketahui oleh banyak orang. Keterangan Tio<br />

Beng sangat mengejutkan dan suara ramai-ramai lantas saja berhenti.<br />

"Siang malam aku memikiri dimana adanya Giehoe,” kata Boe Kie. "Jika kau tahu, aku<br />

mohon kau sudi memberitahukan kepadaku."<br />

Si nona tertawa. '"Kau sudah berjanji akan melakukan tiga pekerjaan, asal saja tidak<br />

bertentangan dengan kesatriaan dalam Rimba Persilatan," katanya. "Mengenai permintaan<br />

untuk pinjam lihat To liong to dapat dikatakan sudah dipenuhi olehmu. Walaupun golok itu<br />

belakangan hilang, aku tak bisa mempersalahkan kau. Sekarang permintaanku yang kedua.<br />

Thio Boe Kie di hadapan para orang gagah kau tidak boleh hilang kepercayaan."<br />

"Pekerjaan apa yang harus aku lakukan?" tanya Boe Kie.<br />

"Tio Kouwnio," sela Yo Siauw. "Mengenai janji Kauwcoe kami yang bersyarat itu, bukan<br />

saja Kauwcoe kami sendiri saja, tapi juga seluruh anggauta Bengkauw turut memikul<br />

tanggungan untuk menunaikannya. Tapi sekarang adalah saat yang sangat penting, saat<br />

bersembahyang kepada langit dan bumi dari Kauwcoe kami dengan pengantinnya. Maka itu,<br />

aku harap soal ini ditunda untuk sementara waktu dan janganlah Kouwnio merintangi upacara<br />

yang sedang berlangsung." Kata-kata yang terakhir itu diucapkan dengan nada keras.<br />

Tapi Tio Beng tenang-tenang saja. Ia seolah-olah tidak memandang sebelah mata kepada<br />

Kong beng Co soe yang tersohor, "Pekerjaan yang aku ingin berikan kepada Kauwcoe-mu<br />

terlebih penting lagi dan tidak boleh ditunda,” katanya dengan suara ogah-ogahan. Tiba-tiba<br />

ia maju beberapa tindak dan berbisik di kuping Boe Kie "Permintaanku yang kedua ialah hari<br />

ini kau tak boleh menikah dengan Cioe Kouwnio !"<br />

BoeKie tertegun. "Apa?" ia menegas.<br />

"Itulah pekerjaanmu yang kedua," jawabnya "Yang ketiga aku akan berikan belakangan."<br />

Biarpun bisik-bisik, setiap perkataan nona Tio didengar tegas oleh Cie Jiak, Song Wan<br />

Kiauw, In Lie Heng dan delapan murid Go bie yang mengiring pengantin perempuan. Mereka<br />

semua terkejut dan paras muka mereka lantas saja berubah. Kedelapan murid Go-bie itu lantas<br />

saja siap sedia untuk menyerang, jika nona Tio berani menghina Ciang boen-jin mereka.<br />

"Permintaanmu tidak bisa diturut olehku,'' kata Boe Kie. "Kuharap kau suka memaafkan."<br />

"Apa kau mau membatalkan janjimu sendiri?"<br />

jilid 68______________________<br />

“Aku berjanji akan melakukan tiga pekerjaan yang diminta olehmu asal saja pekerjaan itu<br />

tidak melanggar ‘hiap gie’. Aku dan Cioe Kouwnio telah setuju untuk menjadi suami istri.<br />

Apabila aku menurut kemauanmu, maka aku melanggar ‘gie’”.<br />

Tio Beng tertawa dingin, “Kalau kau menikah dengan dia, berarti kau melakukan perbuatan<br />

“put-hauw put-gie”, katanya. “Pada waktu arak-arakan di Hong-shia, apakah kau tidak lihat<br />

gambaran cara bagaimana ayah angkatmu diakali orang?”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1239

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!